Penjualan batik tahun 2021 turun hingga 80 persen

Industri batik Indonesia masih belum pulih dari dampak pandemi. Bahkan di Hari Batik Nasional, penjualannya masih turun drastis.

Hal ini diungkapkan Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI).

Asosiasi itu menyebut, penjualan kain tradisional tersebut bahkan anjlok hingga 80 persen.

Baca juga: Dominate Hadirkan Rilisan Eksklusif untuk Sonderlab, Terinspirasi dari Wild West

Pengrajin batik juga turun drastis

Bukan cuma dari sisi penjualan, industri ini juga mengalami kendala pada sektor SDM.

Sejak volume penjualan menurun, banyak pengrajin yang memutuskan alih profesi. Saat ini hanya ada 37.914 perajin yang aktif, padahal sebelumnya jumlah pengrajin mencapai 151.656.

Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran khusus pada bidang regenerasi pengrajin yang terampil. Pasalnya kebanyakan pengrajin batik sudah banting setir ke bidang lain.

Pekerjaan batik yang biasa menggunakan keterampilan tangan motorik halusnya itu bisa hilang, nah ini yang akan menjadi masalah baru untuk kami para perajin batik,” ujar ketua APPBI Komarudin Kudiya, dikutip dari medcom.id.

Baca juga: Puncak Sundance Film Festival: Asia 2021, Awards Night dan Jury Prize Untuk Pemenang Kompetisi Film Pendek

Mulai bangkit

Meski begitu, kini industri kain tradisional ini mulai bangkit secara perlahan.

Gairah industri kain tradisional ini kembali menggeliat sejak PPKM mulai dilonggarkan.

Bukan cuma itu, para pelaku industri ini juga sudah mulai merambah penjualan online untuk mendorong penjualan. Selain itu, ada pula kolaborasi dengan komunitas yang makin gencar dilakukan agar daya beli kain tradisional tersebut bisa meningkat.

Mulai memasuki September ketika PPKM mulai agak longgar, ini nampaknya mulai bergairah lagi, sudah ada pameran-pameran dan harapannya akan segera bangkit kembali,” ucap Komarudin.