Lantaran pembalut terlalu mahal

Para perempuan harus rela menggunakan kotoran sapi sebagai pembalut.

Hal ini mereka lakukan lantaran harga pembalut di negara Afrika tersebut terlalu mahal.

Baca juga: UNKL347 Bikin Capsule Collection Bareng Kamengski yang Terinspirasi dari Jamu

Penggantu pembalut

Kabar ini dibenarkan seorang warga bernama Constance Dimingo. Dikutip dari Africa News, perempuan berusia 19 tahun tersebut mengaku sudah tidak menggunakan pembalut sejak setahun terakhir.

“Saya terakhir memakai pembalut sebelum ibu meninggal pada tahun lalu. Sekarang saya menggunakan apa saja yang ditemukan, kotoran sapi, daun, koran, hingga pakaian, untuk menghentikan kebocoran,” kata perempuan 19 tahun itu.

Menurutnya, kotoran sapi tersebut dibungkus dengan potongan selimut tua dan diletakan di celana dalam seperti pembalut.

Ia menyebut, kotoran sapi dipilih karena mampu menyerap barah dengan baik.

Karena tidak punya uang, ia juga tidak menggunakan obat untuk meringankan rasa nyeri haid tiap bulan.

Cow Dung GIFs - Get the best GIF on GIPHY

Baca juga: Keseringan Ditanya Kapan Nikah, Wanita Ini Dilarikan ke Rumah Sakit

Sulit mendapatkan produk higienis

Constance adalah salah satu dari hampur tiga per empat perempuan di kotanya, Domboshava.

Warga setempat sulit mendapatkan produk kewanitaan higienis, termasuk pembalut. Menurut penelitian Organisasi Pembangunan SNV Belanda, produk-produk tersebut pun dinilai sebagai barang mewah buat warga setempat.

Lebih lanjut, data dari Kementerian Urusan Perempuan dan Kepemudaan Zimbabwe mengungkap, 67 persen anak perempuan terpaksa bolos sekolah selama datang bulan karena tidak bisa mengakses produk higienis dan fasilitas sanitasi bersih.

Hal ini tentu terbilang miris. Pasalnya ktoran sapi bisa menyebabkan infeksi di area kewanitaan. Tak sedikit yang akhirnya mengeluh gatal atau merasakan sensasi terbakar di daerah kewanitaan.

Your thoughts? Let us know!