Pendaki di Karawang berhasil mendapatkan berkarung-karung celana dalam saat sedang melakukan operasi bersih (Opsih), Minggu, 24 Oktober kemarin.

Puluhan dalaman itu mereka temukan di Pegunungan Sanggabuana, dan kejadainnya langsung viral. Saat ditelusuri lebih jauh, ternyata ritual buang celana dalam itu sudah sering warga sekitar lakukan.

Tujuannya, untuk buang sial.

Tim operasi bersih temukan berbagai pakaian dalam di jalur pendakian

Ratusan Celana Dalam Berserakan di Gunung Sanggabuana, Ritual Buang Sial?
via Primo GIf

Jadi kami memang rutin setiap akhir pekan melakukan opsih di Pegunungan Sanggabuana… Dari sejak Minggu pagi sampai sore ini kami kumpulkan 3 karung ukutan besar lebih.” kata Reymon, Koordinator KPG Karawang kepada Detik.

Setelah itu, ia pun bercerita hal serupa sempat terjadi 2019 lalu, saat ada opsih besar-besaran yang melibatkan banyak komunitas.

Dulu waktu tahun 2019 kita buat Opsih bersama di Sanggabuana. Ada sekitar 50 komunitas yang terlibat banyak mendapat puluhan karung celana dalam, pakaian dalam, juga bra,” katanya.

Potongan-potongan pakaian dalam itu mereka temukan di berbagai spot, mulai dari jalur pendakian sampai jalur mata air. Kemudian, karung-karung berisi pakaian dalam tersebut sebagian mereka bakar, sebagian mereka bawa ke pos.

Buang celana dalam jadi ritual buang sial?

Berserakannya ‘sampah’ pakaian dalam di pegunungan ini terjadi di bulan Mulud (Maulid) sebagai salah satu ritual buang sial. Berdasarkan mitosnya, pengunjung yang datang ke kawasan Pegunungan Sanggabuana harus mencari sumber mata air ‘Pancuran Emas’ dan harus mandi di pancuran tersebut.

Setelah mandi, semua yang melekat di tubuhnya harus mereka buang, termasuk pakaian dalam. Inilah yang banyak orang-orang sekitar maupun luar Karawang, yakini bisa menghilangkan kesialan di hidupnya.

Melansir Tribunnews, ritual yang terjadi dalam rangka ‘Maulid’ ini tidak dibenarkan oleh Ketua MUI Karawang, Tajuddin Nur.

Ia mengaku pihaknya pun bakal segera berkoordinasi dengan Pemkab Karawang untuk bisa menertibkan ritual tersebut sekaligus sosialisasi ke masyarakat sekitar.

What do you think?

Baca juga: