Berpengaruh hingga 74%

Percakapan di Twitter ternyata punya pengaruh pesat terhadap keputusan berbelanja penggunanya.

Menurut riset dari Toluna Global Vertical Study yang dilakukan pada bulan Januari 2022 di Indonesia, keputusan 74 persen pengguna media sosial tersebut dipengaruhi ulasan di media sosial tersebut.

(Foto: Dwi Adriansah - Country Industry Head, Indonesia)
(Foto: Dwi Adriansah – Country Industry Head, Indonesia)
Baca juga: Kenapa Indonesia Jadi Negara Paling Dermawan di Dunia, Lima Kali Berturut-Turut

Peluang bisnis lewat Twitter

Perilaku ini muncul sebagai penyesuaian pengguna media sosial tersebut setelah pandemi.

Menurut studi lain dari Brandwatch pada bulan Desember 2021 lalu, terdapat 82 juta Tweet terkait belanja di Asia Tenggara pada tahun 2021 — dan 48 juta Tweet di antaranya berasal dari Indonesia.

“Di tahun 2021, kami melihat adanya pergeseran perilaku belanja pengguna di mana mereka semakin terbiasa belanja secara online sejak mulai menyesuaikan diri dengan situasi baru setelah pandemi. Perilaku ini pun terus berlanjut hingga saat ini,” ungkap Dwi Adriansah – Country Industry Head, Indonesia.

Dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan Twitter; audiens di media sosial tersebut lebih terbuka, berpengaruh, dan memiliki keingintahuan. Sebanyak 67% lebih ingin tahu apa yang terjadi di sekitar mereka, 47% lebih ingin menjadi yang pertama untuk mencoba produk atau pengalaman baru , dan 59% lebih mungkin untuk merekomendasikan pengalaman mereka kepada teman dekat ataupun keluarga.

Ini menjadikan media sosial tersebut sebagai tempat terbaik bagi brand untuk meluncurkan kampanye terbaru, terhubung dengan apa yang sedang terjadi, dan mendorong orang untuk membeli.

“Setiap harinya orang-orang datang ke Twitter untuk mencari informasi tentang brand dan produk baru, terlibat dan berdiskusi dalam percakapan terkait belanja, serta mencari atau bahkan memberikan rekomendasi tentang brand dan produk. Twitter hadir dalam setiap tahap perjalanan berbelanja konsumen, memaksimalkan pengalaman belanja dan membantu memutuskan pilihan terbaik bagi mereka.”

(Foto: Twitter Indonesia)
Baca juga: Tolak Presiden Xi Jinping 3 Periode, Warga Cina Bikin “Revolusi Toilet”

#TweetMeansBusiness: percakapan di Twitter mendorong orang untuk berbelanja

Sebanyak 50% pengguna Twitter di Asia Tenggara terhubung dengan berbagai komunitas di media sosial tersebut dalam setiap tahap pengalaman berbelanja mereka. Dan 6 dari 10 audiens Twitter di Indonesia menganggap brand sebagai bagian dari pengalaman media sosial tersebut mereka.

Ini menjadi peluang bagi brand untuk memanfaatkan solusi pemasaran menggunakan marketing funnel media sosial tersebut secara lengkap guna terlibat dengan target audiens mereka dan mendorong percakapan belanja.

Berdasarkan laporan Twitter tentang belanja; 55% orang-orang yang menggunakan Twitter pertama kalinya melihat brand di media sosial tersebut melalui iklan di layanan tersebut. Hal ini terjadi selama tahap product discovery (74%). Saat melanjutkan tahap berbelanja, orang datang ke media sosial tersebut untuk membantu menentukan apa yang akan mereka beli (74%) karena mereka menganggap ulasan konsumen di Twitter lebih terpercaya dibandingkan yang ada di layanan media sosial lainnya (45%).

Pengalaman konsumen yang efektif berbeda pada setiap industri. Dengan menganalisa percakapan yang sedang terjadi di media sosial tersebut, brand memiliki peluang lebih baik untuk terhubung dengan audiens mereka dan menggunakan insights mereka ke dalam perencanaan kampanye.

Your thoughts? Let us know!

(Foto: Twitter Indonesia)