Dua siswa terakhir di sekolah resmi lulus
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yumoto dipastikan tutup secara permanen usai tahun ajaran berakhir.
Terletak di Desa Ten-ei, Prefektur Fukushima, Utara jepang, sekolah itu akan meluluskan dua siswa terakhir mereka.
Kelulusan Eita Sato dan Aoi Hoshi sekaligus menjadi akhir dari 76 tahun umur sekolah tersebut.
“Kami mendengar desas-desus tentang penutupan sekolah di tahun kedua kami, tetapi saya tidak membayangkan itu akan benar-benar terjadi. Saya terkejut,” kata Eita.
Angka kelahiran minim jadi alasan sekolah tutup?
Penurunan angka kelahiran yang anjlok begitu drastis disinyalir menjadi alasan.
Terutama di daerah pedesaan seperti Ten-ei.
Desa yang terletak di area ski pegunungan dan mata air panas di prefektur Fukushima sangat merasakan depopulasi.
FYI, desa ini berpenduduk kurang dari 5.000 dengan hanya sekitar 10% warga berusia di bawah 18 tahun.
Depopulasi terjadi begitu cepat
Pada tahun 1950, desa ini sebenarnya sempat berpenduduk lebih dari 10.000 jiwa.
Namun keterpencilan dan ketidaknyamanan membuat para warga berpindah dari wilayah tersebut.
Depopulasi bertambah drastis setelah terjadinya bencana di pembangkit nuklir Fushisma Dai-chi pada Maret 2011 yang mengakibatkan Ten-ei menderita kontaminasi radioaktif.
Sekitar 450 sekolah tutup setiap tahunnya
FYI, kelahiran yang anjlok di bawah 800.000 pada 2022 menjadi rekor terendah.
Secara tidak langsung itu menjadi pukulan telak bagi sekolah umum yang lebih kecil.
Berdasarkan data pemerintah, ada sekitar 450 sekolah yang tutup setiap tahun.
Bahkan antara 2022 dan 2020, hampir 9.000 sekolah yang tutup selamanya.
—
Let us know your thoughts!
-
Gunakan Bahasa Inggris, Warga Italia Terancam Denda
-
Google Pangkas Fasilitas Karyawan, Salah Satunya Snack Gratis
-
LaLiga Luncurkan Teknologi VRS yang Bisa Meminimalisir Kemungkinan Cedera Pada Pemain Saat Bertanding