Ghozali Everyday menginspirasi orang terjun ke NFT

Fenomena jual non fungible token (NFT) kini makin populer setelah pemuda bernama Ghozali meraup miliaran dari menjual foto selfie-nya lewat platform OpenSea.

Foto selfie yang ia ambil lima tahun belakangan ini sukses di OpenSea karena momentum yang tepat.

Ternyata, kejadian ini bikin banyak orang terinspirasi untuk melakukan hal serupa, yaitu menjajakan gambar dalam bentuk NFT.

Setelah Ghozali, Marak Jual NFT Foto Selfie Pegang KTP di OpenSea
via Tenor

Jual NFT foto selfie KTP harga jutaan

Belum usai kehebohan berita Ghozali, dunia maya geger lagi dengan akun lain di OpenSea yang menjual foto selfie memegang Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Banyaknya foto tersebut dijual oleh akun bernama ‘Indonesia-ktp’ di situs jual beli NFT tersebut.

Salah satu jualannya yang bernama ‘ktp_1_selfie’ berisi foto selfie dan KTP miliknya. Sepaket berisi dua foto itu berharga 0,234 Ehtereum, atau sekitar Rp11 juta.

Walau terkesan mudah dan hasilnya yang menggiurkan, hal yang harus kita perhatikan adalah NFT bakal selalu meninggalkan jejak digital.

Setelah Ghozali, Marak Jual NFT Foto Selfie Pegang KTP di OpenSea
via Tenor

Apakah ini berbahaya?

Dari fenomena jual beli foto selfie dalam bentuk NFT ini, banyak orang bertanya-tanya tentang bahayanya.

Pakar Keamanan Siber Pratama Pershadha mengatakan, NFT sendiri sudah pasti aman.

Menurutnya, NFT sudah sesuai dengan teknologi yang mereka gunakan, yaitu Blockchain. Ini membuat semua aset digital tak bisa dipalsukan, karerna riwayat kepemilikannya selalu tercatat.

Inilah yang membuat banyak seniman juga mulai menggunakan NFT untuk menjual karyanya.” Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC itu menjelaskan.

Setelah Ghozali, Marak Jual NFT Foto Selfie Pegang KTP di OpenSea
via Tenor

Yang jadi risiko di sini cuma penyalahgunaannya. Makanya, ia mengimbau semua untuk selalu waspada.

Bahayanya, saiapapun bisa meng-capture foto selfie tersebut dan dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, membuat meme misalnya, atau di Indonesia bisa untuk memalsukan KTP. Jadi tetap harus waspada.” ujarnya kepada Liputan6.

Baca juga: