Skin Picking Disorder atau sebutannya Dermatillomania adalah sebuah kondisi di mana penderitanya (hampir) selalu tergoda untuk mengopek kulitnya secara terus-menerus. Tanpa kita sadari, masalah ini ternyata umum banget dan terjadi kepada banyak orang, bahkan mungkin Lo juga termasuk?

Gangguan ini bisa bener-bener ‘ganggu’ saat udah jadi kebiasaan, dan parahnya menyebabkan luka-luka. Mulai dari menggaruk kulit secara berlebihan, sampai mengopek kulit bibir yang kering dan kulit muka yang berjerawat, bisa punya beberapa trigger. Bisa jadi karena gugup, bosan, atau bahkan nganggep suatu bagian kulit itu sebagai ‘imperfection‘.

Karena masa pandemi ini punya pengaruh besar ke mental health banyak orang, penting buat kita omongin soal kebiasaan ini.

Skin Picking Disorder, ini ciri-cirinya!

Skin Picking Disorder
via Unsplash

Menurut International OCD FoundationSkin Picking Disorder berkaitan dengan OCD (obsessive-compulsive disorder. Biasanya, ini lebih umum terjadi ke perempuan daripada laki-laki. Biar kebayang banyaknya orang yang mengalami dermatillomania, kira-kira 1 dari 20 orang punya masalah ini.

Ciri-cirinya, bisa jadi ada banyak bekas-bekas luka goresan, koreng, tanpa adanya penyakit kulit lain. Luka-luka itu bagaikan siklus yang sulit untuk dibehentikan. Menurut ahli kulit dari NYU Langone, Evan Rieder, kalau penderita gangguan ini melihat sesuatu di kulitnya sebagai ‘imperfection‘, misalnya benjolan, atau kulit kering, mereka punya dorongan untuk mengopekinya.

Lalu, makin parah kondisinya, penderita bakal makin ‘gemes’ untuk melakukan hal yang sama, mengutip Vogue.

Supaya lebih kebayang, saat ada luka yang udah mau kering dan rasanya mau Lo copot kulit matinya, kaliin keinginan itu seratus kali lipat, beginilah rasanya punya skin picking disorder.

Pandemi, rasa insecure makin tinggi

skin picking disorder di masa pandemi
via Getty Images

Dua trigger utama dari dermatillomania ini, menurut psikolog dr. Jenny Yip, adalah karena seseorang lagi bosan (underwhelmed) atau karena seseorang lagi stres (overwhelmed).

Sementara itu, masa pandemi adalah tempat yang ‘sempurna’ buat kedua hal tersebut. Orang-orang stres karena pandemi, segala peraturannya, dan lain-lain. Satu hal yang penting kita sadari, karena masa pandemi ini juga bikin media sosial jadi ‘segalanya’, orang-orang jadi makin mengkhawatirkan self-imagenya di depan layar. Padahal, sebenarnya tidak perlu seperti ini, karena ada banyak cara mengatasi insecure.

Perilaku ini berpengaruh pada skin picking dan segala kegiatan untuk ‘memperbagus’ penampilan yang mereka anggap ketidaksempurnaan di kulit.

Cara atasi rasa ‘gemes’ kebiasaan ini

Pimple Patch untuk atasi rasa gemas untuk skin picking
thefashionspot.com

Kalau Lo merasa punya Skin Picking Disorder, ada baiknya berkonsultasi ke dokter kulit atau ke psikolog. Tapi kalau misal Lo merasa gangguannya masih ringan, ini tips buat Lo!

Pertama, Lo bisa jaga tangan supaya tetap sibuk, jadi gak ada alasan untuk pegang-pegang kulit! Selain itu, kenali juga situasinya kapan kira-kira Lo bakal tergoda untuk mengopek atau mencabut kulit, dan di bagian mana. Jadi, Lo bisa hindari kondisi-kondisi itu. Misalnya, pakai pimple patch supaya kulit yang ada jerawatnya ketutup, dan mencegah Lo untuk utak-atik muka.

Terakhir, pakai pelembab, supaya gak ada kulit-kulit kering yang bikin Lo tambah gemes buat cabutin. Entah itu hand cream, body lotion, atau lip balm buat bibir.

Baca juga: