Bos SpaceX Elon Musk tweet-nya memang kerap kali jadi topik panas untuk orang bahas. Kali ini, ia membuat cuitan bahwa perusahaan luar angkasanya itu bakal mendaratkan roketnya ‘jauh sebelum’ tahun 2030.
Awalnya, Musk mengatakan kalau Eropa kurang ‘bercita-cita tinggi’ dalam hal pembangunan roket mereka.
Komentar bos SpaceX untuk perkembangan roket Eropa
Tanggal 23 Maret kemarin, Elon Musk membuat cuitan sebagai respon untuk laporan Ars Technica tentang Eropa yang agak ‘ketinggalan’ oleh teknologi yang sudah CEO Tesla buat itu.
They are aiming too low.
Only rockets that are fully & rapidly reusable will be competitive.
Everything else will seem like a cloth biplane in the age of jets.
— Elon Musk (@elonmusk) March 23, 2021
Dalam cuitannya, Musk berkata bahwa upaya roket dari Eropa “bertujuan terlalu rendah,“. Ia juga bilang kalau hanya “roket yang benar-benar dapat digunakan kembali lah yang dapat bersaing,”
Bahkan, Musk melanjutkan “Semuanya bakal terlihat seperti biplane kain pada zaman jet.”
SpaceX melampaui teknologi roket Eropa
Akun @flcnhvy membalas pada laporan tersebut dan mengatakan:
“…oh, keren. SpaceX saat itu bakal udah bikin pangkalan di Mars haha.” ledeknya.
“Membuka pasar peluncuran Eropa untuk perusahaan swasta mungkin bakal membantu. Dengan begitu banyaknya politisi yang terlibat, hasilnya otomatis stagnan.”
SpaceX will be landing Starships on Mars well before 2030. The really hard threshold is making Mars Base Alpha self-sustaining.
— Elon Musk (@elonmusk) March 23, 2021
Selanjutnya, Musk menanggapi tweet itu.
“SpaceX bakal mendaratkan Starships (istilah yang dipakai untuk roket perusahaan itu) di Mars jauh sebelum 2030.” balas bos perusahaan mobil listrik terbesar itu.
Selain itu, ia juga mengatakan kalau pada saat itu, mereka bakal lebih fokus untuk membangun pangkalan alpha di Mars yang bisa terus berdiri sendiri.
“Yang paling sulit adalah membuat Mars Base Alpha bisa bertahan sendiri.” begitu katanya.
Uni-Eropa kalah saing karena roket sekali pakainya
Upaya ruang angkasa di seluruh Uni Eropa dan berbagai negara anggtanya sering menerima dana dari negara. Selain itu, mereka juga masih diharapkan dapat menarik pelanggan komersial setelah beroperasi.
Walaupun dapat biaya besar dari negara, mereka tetap belum bisa mengalahkan SpaceX dengan teknologi roketnya yang bisa dipakai kembali itu. Roket sekali pakai tentu akan mengleuarkan dana yang jauh lebih besar.
Terlebih lagi, dalam hitungan tahun, perusahaan milik Elon Musk itu sudah menggerogoti pasar Eropa dengan roketnya itu.
—
Eropa jangan insecure gitu, dong!
Baca juga: