Suhu panas ekstrem terjadi karena musim kemarau memasuki puncaknya

Beberapa hari belakangan masyarakat Indonesia banyak mengeluhkan suhu yang akhir-akhir ini dirasa semakin meningkat.

Berdasarkan prediksi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) suhu panas yang ekstrem ini disebabkan oleh puncak musim kemarau yang akan terjadi pada Oktober.

Penyebab terjadinya pergeseran periode musim

Hal tersebut disampaikan oleh Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan, ia menjelaskan normalnya musim kemarau di Indonesia terjadi pada Juni hingga Agustus.

Pada 2023 ini, jadwal musim kemarau bergeser yang diakibatkan oleh pengaruh El Nino.

8b8a65916e91cfbdf2eb7ee84783b5e8.gif
Gif by Pinterst/Darwin Running

 

El Nino dan Indian Ocean Dipole jadi biang kerok

El Nino sendiri merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik yang cenderung lebih tinggi dibanding kondisi normal.

Tak hanya fenomena El Nino yang turut mempengaruhi pergeseran periode musim kemarau, tapi Indian Ocean Dipole  (IOD) yang terjadi di Barat Samudera Hindia pun turut berperan.

“Sekarang El Nino positif dan IOD juga positif, keduanya mencapai puncak sekitar Oktober 2023,” kata Eddy Hermawan sebagaimana yang dilansir dari Antara, Kamis, 5 Oktober 2023.

travolta-desert.gif

Menuju fase netral usai mencapai puncak

Menurut Eddy kedua fenomena yang terjadi di Samudera Pasifik dan di Barat Samudera Hindia menyebabkan dampak yang negara-negara yang terletak di garis khatulistiwa.

Eddy juga mengatakan harapannya agar musim kemarau akan segera berakhir tak lama setelah mencapai puncak.

“Saya berharap Oktober 2023 adalah akhir dari cerita kemarau terik. El Nino dan IOD dipresksi menuju fase netral pada akhir Februari atau awal Maret 2024,” imbuhnya.

Let uss know your thoughts!

Courtesy of ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho