Kemenkes tentang para sasaran drop out

Drop Out jadi sebutan bagi orang-orang yang telat untuk melaksanakan vaksin kedua, lebih dari enam bulan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerbitkan Surat Edaran (SE) yang meminta para kaum ‘drop out‘ untuk vaksinasi ulang.

SE Nomor SR. 02.06./II/921/2022 itu menyebutkan vaksinasi dosis pertama sudah diberikan pada 188.168.168 orang, namun yang kedua baru sekitar 135.537.713 orang.

Untuk itu, perluu ada upaya untuk segera melengkapi vaksin primer bagi para sasaran drop out.

Vaksin Kedua Telat 6 Bulan, ITAGI Sarankan Vaksinasi Ulang!
via Giphy

Vaksin kedua telat lebih dari enam bulan, harus vaksin ulang?

Kemenkes meminta para drop out, alias yang belum vaksin kedua dalam waktu lebih dari enam bulan untuk melakuka vaksinasi primer ulang.

Pelaksanaan vaksin ulang ini boleh memakai platform yang berbeda dari vaksin pertama, sesuai ketersediaan di masing-masing daerah.

Melansir Kompas, saat ini vaksin Sinovac jumlahnya terbatas dan lebih tersedia untuk anak 8-11 tahun. Kata Kemenkes, vaksin kedua sasaran drop out mereka utamakan vaksin yang memiliki masa expored date terdekat.

Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa ketentuan ini sesuai dengan rekomendasi ITAGI tanggal 11 Februari 2022.

Vaksin Kedua Telat 6 Bulan, ITAGI Sarankan Vaksinasi Ulang!
via Tenor

ITAGI: supaya mencapai antibodi maksimal

Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoto, dr., SpA(K) mengatakan, aturan untuk mengulang vaksinasi ini pentingu demi tercapainya antibodi yang maksimal.

Pasalnya, kalau lebih dari enam bulan belum mendapat suntikan kedua, khawatirnya antibodi sudah menurun.

Sri menyatakan, ada sekitar 15 juta orang yang belum mendapat suntikan kedua, padahal interval waktu dari yang pertama sudah lebih dari enam bulan.

Terlebih lagi, sebagian besar dari mereka menggunakan Sinovac di suntikan pertama. Kemudian, kali ini interval antara suntikan pertama dan kedua vaksinasi ulang diperpendek.

KArena itulah lebih amannya diulang kembali untuk primernya. Kayak Astrazeneca kira berikan intervalnya diperpendek tidak 12 minggu lagi jadi 4 minggu sudah bisa vaksin kedua,” tutur Sri.

Baca juga: