Siapa sangka, kalau jalannya laga final tunggal putri Olimpiade Tokyo 2020 dipimpin oleh wasit utama yang berasal dari Indonesia?

Wahyana, Seorang guru olahraga SMPN 4 Patuk, Kabupaten Gunungkidul, DIY mengambil bagian di cabor bulutangkis Olimpiade kemarin. Ternyata, ia sudah bersimpang siur di dunia perwasitan internasional.

Pada pertandingan antara Chen Yufei dari China dan Tai Tzu Ting dari Taiwan baru baru ini, ia lah yang memimpin jalannya pertumpahan keringat perebutan medali emas tersebut.

Ia mengatakan, ini adalah pengalaman paling top sepanjang kariernya.

Guru olahraga SMP Gunungkidul jadi wasit final tunggal putri Olimpiade Tokyo 2020

Wasit Final Tunggal Putri Olimpiade Asal Indonesia, Guru SMP dari Gunungkidul
Wahyana di Final Bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020

Wahyana yang juga merupakan Wakil Kepala Sekolah SMPN 4 Patuk ini menceritakan pengalamannya menjadi wasit di final tunggal putri Olimpiade.

Kalau yang Olimpiade boleh dikatakan ya top karier saya.” ujarnya kepada Kompas dengan bangga.

Ia bercerita, dari 36 wasit yang ada, ada 11 orang dari Asiam dan ia adalah satu-satunya orang asal Indonesia yang mendapat tugas untuk memimpin pertandingan perebutan emas bulutangkis tunggal putri.

Sebelumnyam berbagai kejuaraan pun pernah ia pimpin. Mulai dari SEA Games, Asean Games, Kejuaraan Dunia, Paralimpic, Piala Sudirmanm Piala Thomas/Uber, hingga World Tour Finals. Secara total, ia sudah menyinggahi sekitar 77 negara untuk menjadi wasit pertandingan.

Perjalanan panjang Wahyana

Wasit Final Tunggal Putri Olimpiade Asal Indonesia, Guru SMP dari Gunungkidul
dok. Wahyana

Melansir Detik Sport, sebelum menjadi wasit, hingga akhirnya memimpin final bulutangkis tunggal putri Olimpiade, perjalanannya sangat panjang. Alih-alih bulutangkis, ia memulai karirnya dengan menekuni olahraga Voli dan sempat jadi anggota tim voli DIY.

Karena cedera pergelangan kaki yang serius, ia berhenti dari dunia voli. Kemudian, ia pun menekuni badminton, bukan sebagai atlet melainkan sebagai wasit. Kompetensinya pun terus teruji mulai dari tingkat nasional hingga internasional.

Dari situ saya kembali mengikuti BWF Accreditation dan mendapatkan sertifikasi atau lisensi tertinggi pada tahun 2016,” katanya.

Jam terbang yang semakin tinggi dan perjalanan yang ia tempuh sejak 1998 ini membawanya pada titel umpire laga final badminton tunggal putri Olimpiade Tokyo 2020.

Baca juga: