Dekanat FISIP Universitas Airlangga (Unair) akhirnya memutuskan untuk mencabut pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Keputusan tersebut diambil setelah Dekanat FISIP Unair melakukan audiensi bersama Presiden BEM, Wakil Presiden BEM, dan Kementerian Politik dan Kajian Stategis BEM.

Kenapa BEM FISIP Unair sempat dibekukan?

Sebelum adanya keputusan pencabutan, BEM FISIP Unair sempat dibekukan setelah membuat sebuah karya berupa karangan bunga satire yang ditujukan khusus kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming.

Namun bukan perasaan yang ikut berbunga-bunga, papan persegi panjang yang dihias dengan bunga-bunga tersebut justru membuat Dekanat FISIP Unair mengecam aksi BEM FISIP di kampusnya yang dinilai tidak beretika.

Oleh karena itu, pada 25 Oktober 2024 lalu, organinasi BEM FISIP Universitas Airlangga telah dibekukan.

“Betul, (telah dibekukan) sejak Jumat 25 Oktober 2024,” kata Presiden BM FISIP Universitas Airlangga Tuffahati Ulayyah, sebagaimana yang diberitakan Tempo, Sabtu, 26 Oktober 2024.

Apa yang tertulis dalam karangan bunga satire milik BEM FISIP Unair yang disebut Dekanat “tidak beretika”?

Karangan bunga yang kemudian viral di media sosial tersebut, merupakan sebuah “ucapan selamat” berbalut kritik yang dibuat oleh BEM FISIP Unair atas Prabowo dan Gibran yang secara resmi telah dilantik sebagai kepala negara dan wakil kepala negara, pada 20 Oktober 2024 lalu.

Karangan bunga satire tersebut bertuliskan, “Selamat atas dilantiknya Jenderal Bengis Pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3 sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi.”

Tak ketinggalan ada foto dari kedua tokoh utama yang masing-masing fotonya diberi hiasan bunga dan bingkai dan dibubuhkan nama beserta gelar masing-masing dari mereka.

Masing-masing foto bertuliskan, “Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Ketua Tim Mawar), dan Gibran Rakabuming Raka (Admin Fufufafa).”

Di paling bawah karangan bunga satire tersebut ada sebuah tulisan penutup, yang berbunyi, “Dari: Mulyono (Bajingan Penghancur Demokrasi).”

Image Courtesy of BEM FISIP Universitas Airlangga
Image Courtesy of BEM FISIP Universitas Airlangga

Mendiktisaintek telah minta rektorat Unair untuk cabut surat pembekuan sehari sebelumnya

Sebelum keputusan pembekuan BEM FISIP Unair dicabut oleh Dekanat, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Brodjonegoro, telah lebih dulu meminta pihak kampus untuk mencabut surat pembekuan.

Ia sudah menyampaikan pesan agar rektorat Universitas Airlangga untuk mencabut surat pembekuan BEM FISIP di kampus tersebut pada kemarin, Minggu, 27 Oktober 2024 malam.

Satryo menekankan bahwa karangan bunga satire yang merupakan kritik terhadap pemerintah baru itu, dinilai masih dalam kaidah kebebasan berpendapat dan berekspresi.

“Saya tadi malam sudah memberi tahu Rektor Unair supaya batalkan pembekuan BEM FISIP Unair dan dia menyatakan siap,” kata Satryo di Pameran Bulan Bahasa dan Sastra di Gedung Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, sebagaimana yang diberitakan Kompas, Senin 28 Oktober 2024.

Hal ini menandakan bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi, selama bertanggung jawab dan sesuai dengan kaida, dilindungi oleh undang-undang serta aturan lainnya di negara demokrasi ini.


Let uss know your thoughts!