Bukan tren tanaman hias ataupun memelihara cupang, ternyata ini hobi paling anyar selama pandemi
Memasukan barang ke keranjang belanja online tapi tidak jadi beli ternyata menjadi hobi yang teranyar.
Hal tersebut berlangsung selama masa pandemi, di mana para ‘shopper’ dipaksa untuk mengubah kebiasan mereka dan beralih ke sistem belanja online atau e-commerce.
Seperti dilansir CNBC, salah satu anak muda bernama Amanda Ryzcek mengaku dirinya sangat sering memasukan barang ke keranjang belanja online tapi tidak jadi beli semua yang sudah masuk.
“Saya pasti tidak akan pergi ke toko pada saat ini. Jadi, selama online, Anda pergi ke situs web toko dengan cara yang aneh dan hampir terjadi di setiap situs,” pungkasnya.
Kebiasaan memasukan barang ke keranjang online tapi tidak beli meningkat
Ternyata, Ryczek bukan satu-satunya yang memiliki kebiasaan itu. Seorang mahasiswa berusia 19 tahun, Brenna Shepherd mengaku cukup sering merlakukan kebiasan serupa.
Bahkan hal itu dilakukannya sebagai cara menghabiskan waktu di rumah atau sebagai cara lain untuk menundanya mengerjakan tugas sekolah.
“Teman sekamar saya, dia mendapat uang dan membelanjakannya. Saya penanbung yang sangat besar, jadi saya pikir itulah alasan saya melakukan ini, karena saya tidak suka menghabiskan uang. Saya suka pakaian dan melihat pakaian, termasuk di Amazon, tapi tidak pernah benar-benar membelinya,” pungkas Brenna.
Menariknya, menurut data pelanggan dan platform indentitas ‘Amperity’ yang dirilis sejak awal pamdemi, tingkat pengabaian keranjang belanja meningkat menjadi 94,4%. Naik sekitar 9% dari tahun sebelumnya yang hanya 85,1%.
Ini alasannya
Emily Pfeiffer selaku Analis Senior Forrester mengatakan kebanyak orang hanyak memasukan barang ke keranjang saja, kemudian membandingkan harga antar toko, atau bisa juga menjadikanny sebagai pengingat untuk membeli.
“Orang-orang biasanya tidak memesan unit tersebut atau menghapus item tersebut dari inventaris sampai pesanan di lakukan. Jadi, meskipun pengabaian keranjang adalah sesuatu yang dilakukan mereka dengan upaya pemasaran ulang dengan harapan dapat menutup penjualan. Ini bukanlah peristiwa manajemen inventaris bencana yang menciptakan ‘pengejaran’ pelanggan,” jelasnya.
—
Jadi siapa yang suka melakukan kebiasan serupa? Masukin ke keranjang belanja online tapi tidak jadi beli :)