Trending GejayanMemanggil heboh di Twitter beberapa waktu lalu. Nama Gejayan sendiri berasal dari Jalan Gejayan yang lekat dengan tragedi yang terjadi pada 8 Mei 1998 saat terjadi aksi meminta reformasi dipercepat.

Aliansi Rakyat Bergerak mengadakan demo #GejayanMemanggil pada senin 23 September 2019. Gejayan Memanggil adalah aksi dan pernyataan sikap untuk mempprotes kondisi negara belakangan ini.

Hal ini terkait dengan Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, UU KPK, Kerusakan Lingkungan, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, RUU Penghapusan Kekerasan Seksuan dan Penangkapan Aktivis. Yakni dengan tuntutan sebagai berikut

1. Mendesak adanya penundaan untuk melakukan pembahasan ulang terhadap pasal-pasal yang bermasalah dalam RKUHP.

2. Mendesak pemerintah dan DPR untuk merevisi UU KPK yang baru saja disahkan dan menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

3. Menuntut negara untuk mengusut dan mengadili elite-elite yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di beberapa wilayah di Indonesia.

4. Menolak pasal-pasal bermasalah dalam RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak pada pekerja.

5. Menolak pasal-pasal problematis dalam RUU Pertanahan yang merupakan bentuk penghianatan terhadap semangat reforma agraria.

6. Mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS).

7. Mendorong proses demokratisasi di Indonesia dan menghentikan penangkapan aktivis di berbagai sektor.

Dilansir dari Tirto.Id, Aliansi tersebut menyatakan bahwa mosi tidak percaya kepada DPR dan Elite Politik, yakni menggugat RKUHP yang ternyata mengebiri demokrasi.

“RKUHP membungkam demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Salah satunya, melalui pasal yang mengatur soal ‘Makar’. Pasal soal makar jelas berisiko menjadi pasal karet yang akan memberangus demokrasi,” tulis Aliansi Rakyat Bergerak.

Humas Aliansi Rakyat Bergerak, Syahdan mengatakan massa yang turun ke jalan diperkirakan mencapai ribuan orang. Mereka terdiri atas mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta, masyarakat, dan para pelajar SMA. Dalam aksi itu, massa menyampaikan mosi tidak percaya kepada DPR RI.

“Kami menyatakan mosi tidak percaya kepada DPR dan elite politik karena mereka lah yang bertanggung jawab atas segala permasalahan yang ada di negara ini. Melalui aksi ini, kami ingin memberikan peringatan kepada pemerintah, dan elite politik,” kata Syahdan.

Tragedi Gejayan 1998

Hasil gambar untuk gejayan 1998
Source: Casciscus

Mengapa disebut sebagai Gejayan Memanggil? Rupanya Gejayan sendiri adalah tempat terjadinya peristiwa yang tidak terlupakan yakni melawan rezim masa orde baru 1998.

Gerakan ini sengaja mengambil nama salah satu jalan, Gejayan, karena pernah menjadi salah satu saksi bisu perlawanan mahasiswa Yogyakarta terhadap rezim Orde Baru, 1998 silam.

Dilansir dari CNN Indonesia, Gejayan sangat diingat pada tahun 1998 ketika aksi tersebut menuntut Presiden Soeharto untuk mundur, memakan korban jiwa yakni seorang mahasiswa bernama Moses Gatot Kaca.

Moses Gatot Kaca merupakan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma itu ditemukan tewas di jalan sebelah selatan kampus Mrican. Nama Moses menjadi diabadikan sebagai nama Jalan. Sementara peristiwanya dikenal sebagai Tragedi Yogyakarta.

 

Image Source: [Headtopics]