Sebuah batu berlian langka baru saja ditemukan di Botswana, sebuah negara di selatan Afrika. Tidak seperti berlian biasanya, permata ini punya bobot 1.098 karat.

Bobot itu punya selisih tipis dengan berlian terbesar kedua dari wilayah Botswana yang populer 2015 silam. Maka, bisa saja berlian itu menduduki posisi ketiga untuk berlian terbesar di dunia.

Dua pekan setelah penggalian oleh perusahaan berlian Debswana, Presiden Botswana Mokgweetsi Masisi melihat permata tersebut dalam sebuah seremoni resmi. Botswana merupakan penghasil berlian terbesar di Afrika.

Berlian langka ini jadi yang ketiga terbesar di dunia

Berlian Langka Ditemukan di Botswana, Ketiga Terbesar di Dunia!
Presiden Botswana, Mokgweersi Masisi menggenggam berlian dalam prosesi resmi di Kota Gaborone (AFP)

Melansir Reuters, Direktur Pelaksana Debswana Lynette Armstrong lah yang mempersembahkan ini pada Presiden hari Rabu kemarin.

Ini adalah berlian terbesar yang perusahaan kami (Debswana) temukan selama 50 tahun beroperasi.” ujar Lynette Armstrong.

Berlian langka lainnya yang juga muncul di wilayah Botswana adalah Lesedi La Rona berbobot 1.109 karat hasil temuan Lucara Diamonds pada tahun 2015. Di posisi pertama, ada berlian batuan Cullinan berbobot 3.106 yang muncul di Afrika Selatan tahun 1905.

Dari analisis awal, bisa jadi ini adalah batu permata terbesar ketiga di dunia. Kami belum memutuskan apakah akan menjualnya lewat saluran De Beers atau lewat perusahaan berlian Okavango,” lanjut Armstrong.

Penemuan terjadi pada masa krusial

Berlian Langka Ditemukan di Botswana, Ketiga Terbesar di Dunia!
via Reuters

Perusahaan yang menemukan berlian langka itu adalah salah satu perusahaan milik pemerintah Botswana bersama perusahaan industri batu permata, De Beers.

Sekitar 80 persen pendapatan perusahaan Debswana masuk ke kas pemerintah melalui dividenm royalti, dan pajak.

Kemudian, Menteri Bidang Mineral Botswana, Lefoko Moagi juga menyebut penemuan ini terjadi saat masa yang krusial. Pasalnya, penjualan berlian selama 2020 sedang anjlok akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: