Jadi bahan pembuatan baterai

Cangkang kepiting biasanya menjadi kesukaan para pecinta seafood.

Menariknya, ternyata cangkang itu sekarang menjadi bahan pembuatan baterai.

Dilansir Popular Mechanis, sekelompok insinyur dari University of Maryland membuat baterai dan bisa di daur ulang.

Dengan demikian, di masa depan hasil baterai olahan cangkang bisa menjadi alternatif atau malah pengganti lithium.

Baca juga : Petralite Mahal, Siswa di Bone ke Sekolah Naik Traktor

Begini prosesnya

Cangkang Kepiting Dimanfaatkan Ahli Jadi Baterai Ramah Lingkungan
via Giphy

Dilansir dari CNN, para ahli mengambil kitosan sebesar koin dan menggunyar dengan seng.

Kemudian mereka memeras keluar film seng-kitosan sampai menjadi benar-benar berisi.

Teknik ini membuat adanya pori-pori yang lumayan besar, sekitar lima mikrometer yang membuat pergerakan ion menjadi bebas.

Ini adalah kunci karena ketka Anda mengerti soal cangkang hewan krustasea, Anda berpikir itu sangat keras dan padat dan itu tidak bagus untuk mengonduksi ion,” kata Jodie Lutkenhaus, profesor teknik kimia di Texas A&M University, yang tidak terlibat dalam riset ini.

Untuk menuntaskan, anode seng ditempatkan pada separator seng-kitosan bersama dengan katode yang dibuat dari komponen organik disebut polibenzoqunonyl sulfida atua PBQS.

Baca juga : Maluku Utara Dinobatkan Jadi Daerah Paling Bahagia di RI

Bisa menghasilkan gelombang elektrik 50 miliamper/cm

via Gyfcat

Dalam ujicobanya, baterai tersebut menghasilkan gelombang elektrik 50 miliamper per sentimeter persegi selama 400 jam.

Durasi tersebut setara dengan baterai litium ukuran kecil.

Selain itu, para ahli mengubur setengah bagian baterai dan melihat berapa lama akan terurai.

Hasilnya, baterai itu lebih cepat terurai.

“Itu tidak berati baterainya akan terurai sendiri dalam lima bulan. Sebetulnya, elektrolit di sana dibungkus dalam sel yang tertutup yang dipisahkan dari udara dan organisme. Perangkat itu bisa bekerja dalam waktu yang jauh lebih lama,” kata Meiling Wu, salah satu ahli yang terlibat dalam penelitian ini.

Let us know your thoughts!