Cocktail

Mungkin penjelasan yang terdokumentasi dengan baik itu bisa ditemuin tahun 1806 dalam  Balance and Columbian Repository edisi 13 Mei. Di sana, redakturnya bilang kalau cocktail adalah…

minuman alkohol yang menggugah selera dari spirits (minuman alkohol yang melewati proses penyulingan, kadar alkohol di atas 20%) jenis apapun, gula, air, dan bitters (minuman alkohol dengan rempah-rempah dan tanaman obat).

Sejarah atau Mitos?

Karena pada akhirnya sejarahnya nggak bisa di-trace dengan akurat. Banyak informasi yang seliweran soal istilah cocktail ini sendiri. Berdasarkan situs Taste Cocktails, ada yang bilang kalau:

  • The Egg-Cup Theory

Di teori ini, katanya bahasa prancis buat egg cup atau cangkir telur itu namanya croquetier dan banyak orang salah denger aja jadi cocktail. Di abad 17 katanya seorang apoteker dari New Orleans bernama Antoine Amédée Peychaud ngasih orang minum brandy dan bitters di egg cup itu.  

 

  • The Dreggs Theory

Cocktail  berasa dari istilah cock tailing, aktivitas di mana pemiliki tavern nyampurin minuman sisa di dasar barel dengan minuman sisa lainnya dan dijual dengan harga murah. Bagian tap di barel disebut cock.

Tentang Brendon Khoo

Lahir dan besar di Malaysia, Brendon menemukan hasrat untuk bercerita melalui makanan dan minuman di rumah. Kariernya dimulai pada tahun 2014 ketika Ia memperoleh gelar barback hingga Bartender-in-Residence di 28 Hongkong Street, pionir dalam kancah cocktail lokal di Singapura. Brendon juga merupakan bagian dari tim luar biasa yang membawa speakeasy menduduki peringkat ke-7 daftar bergengsi World’s 50 Best Bars pada tahun 2015.

 

Brendon Khoo dan Monkey Shoulder

Dalam kesempatan kali ini, tepatnya pada 31 Agustus 2023 lalu, dia berbagi sedikit kisahnya dengan kami dalam event Make It Monkey yang diadakan oleh Monkey Shoulder di Zodiac Space & Bar. Kebetulan saat ini, Brendon juga mendapuk titel sebagai Regional Brand Ambassador Southeast Asia dari Monkey Shoulder.

“Dari kecil saya tahu saya ingin bekerja di bidang hospitality. Saya suka ngobrol dengan banyak orang, mengenal lebih jauh. Saya juga sangat suka soal rasa, dan menciptakan rasa yang baru.” Ujar Brendon.

“Saya merasa kalau saya adalah orang yang humoris dan seru. Di situlah akhirnya saya merasa kalau Monkey Shoulder bisa merepresentasikan karakter saya.”

Monkey Shoulder sendiri adalah 100% blended malt scotch whisky pertama di dunia yang punya persona yang seru. Agak tengil pun nggak kerasa jadi sebuah masalah ketika memang ada kualitas di baliknya.

Make It Monkey

Sedangkan buat acara yang kami datangi, dengan tajuk Make It Monkey, Monkey Shoulder ngasih sebuah experience buat night out yang berbeda. Pengunjung bisa menaksir sendiri kalau memang tujuan acara ini dibuat untuk redefine arti hang out pada umumnya, elevate semuanya jadi lebih menyenangkan.

Eksekusinya sendiri dilakukan secara apik lewat beberapa ‘atraksi’ menarik. Pengunjung bisa mencicipi seenggaknya tiga jenis suguhan menarik. Pertama, musik dengan mash up genre, sebuah suguhan segar yang sulit ditemukan hari ini. Kedua, games/playful activities dan program-program yang cocok buat mendekatkan diri sama teman-teman. Terakhir, tentunya cocktail khusus yang cuma bisa didapatkan di acara tersebut bernama Monkey Coco Sour dan Monkey Yuzu Highball. Sebuah sajian yang komplit.

Let us know your thoughts!

(Photo Courtesy by British Library, Brittanica, Shutterstock)