Pada Senin (28/6), pesawat milik TNI Angkatan Laut (AL) telah menyemprotkan ribuan cairan disinfektan melalui udara ke zona hitam di kawasan Jawa Timur. Tepatnya disemprotkan di langit Kabupaten Bangkalan dan Kota Surabaya.

Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk upaya menangani penyebaran kasus Covid-19 terutama di zona hitam. Namun apakah cara seperti ini sebenarnya efektif?

Penyemprotan Disinfektan Melalui Udara

Disinfektan

Kabupaten Bangkalan dan Kota Surabaya mengalami lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir. Alhasil penyemprotan disinfektan melalui udara menjadi salah satu upaya untuk menanganinya.

Wilayah yang dihujani disinfektan ini seperti Kecamatan Arosbaya, Klampis, Geger, dan Jembatan Suramadu. Begitu juga dengan kawasan Gedung Negara Grahadi, Jalan Pahlawan, Jalan Indrapura, Soetomo, dan Asrama Haji.

Read more:

Penyemprotan cairan disinfektan probiotik ini sudah dilakukan selama tiga hari. Jumlah cairan yang disemprotkan setiap harinya rata-rata lima ribu liter. Selain itu mereka juga menggunakan helikopter untuk mempercepat penyemprotan.

Saat penyemprotan di kawasan Bangkalan, pesawat bisa terbang rendah dengan ketinggian 500 kaki. Namun untuk Surabaya harus 1.000 kaki karena banyak bangunan tinggi,” kata Komandan Pangkalan Udara TNI AL Juanda, Kolonel Laut (P) M Tohir dikutip dari Media Indonesia.

Apakah Penyemprotan Disinfektan di Udara Efektif?

Disinfektan
Kompas.com

Buat warga Jakarta, mungkin sudah sering liat ada truk yang berkeliling di sekitaran kawasan ibu kota sambil menyemprotkan cairan disinfektan di jalanan. Hal yang sama juga dilakukan di kota Shanghai, Tiongkok, dan Gwangju.

Namun, menurut seorang ilmuwan kesehatan lingkungan di Emory University di Amerika Serikat, Juan Leon mengatakan kalau cairan tersebut dapat rusak di bawah sinar ultraviolet (UV). Ia juga menambahkan kalau tak perlu pakai disinfektan pun, sinar UV juga mampu menghancurkan virus corona.

Kemudian Leon juga melanjutkan bahwa penyemprotan cairan tersebut tidak boleh berulang kali. Sebab cairan ini justru malah berisiko lebih tinggi terkena penyakit paru obstruktif kronis dan menyebabkan pencemaran lingkungan jangka panjang.

Menurutnya, dengan kita di rumah saja justru malah lebih efektif dibandingkan menyemprotkan disinfektan di udara.

Sederhana kedengarannya, tapi itu jauh lebih efektif,” kata Leon.

_

Ada yang pernah kena semprot disinfektan pas lagi jalan kaki atau naik motor?