Donald Trump terus tuai kritik, kali ini karena dinilai lamban tangani isu lingkungan

Donald Trump terus jadi sorotan belakangan ini. Bukan cuma karena kontestasi politiknya sebagai presiden Amerika Serikat atau covid-19 yang kini diidapnya, ia juga dikritik karena dinilai gagal menangani isu lingkungan.

Untuk menyuarakan keresahan tersebut, para aktivis dari Greenpeace pun melakukan aksi protes.

Trump disulap menjadi patung es yang dibiarkan mencair. Bersama dengan patung tersebut, ada pula spanduk bertuliskan “Wajah Kepunahan: Mengobarkan Planet dalam Krisis.”

Nggak sendirian, patung tersebut juga ditemani Presiden Brasil, Jair Bolsonaro yang juga dinilai lamban dalam melindungi keanekaragaman hayati di seluruh dunia.

Kedua patung es tersebut diletakkan di seberang markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Queens Borough di New York City, New York, AS, Rabu (30/9) waktu setempat.

Baca juga: Perpaduan Kesegaran RamenGvrl yang Bikin Tetap Produktif Selama di Rumah

Patung es Trump dan Bolsonaro, simbol kegagalan dari Greenpeace

Perlu diketahui, Amerika Serikat dan Brasil memang dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia.

Kedua negara tersebut dikenal memiliki susunan ekosistem yang luar biasa. Namun pemimpin kedua negara ini dinilai secara aktif mendorong agenda anti-lingkungan, memicu krisis keanekaragaman hayati serta mengancam hak-hak masyarakat adat.

Salah satu contoh kegagalan keduanya adalah bencana kebakaran hutan yang terjadi di Amerika Serikat, Brasil hingga Siberia.

View this post on Instagram

These ice sculptures of US President Donald Trump and President Jair Bolsonaro of Brazil are melting in New York to "expose the urgency to act on the nature crisis and biodiversity collapse". That's according to Greenpeace activists who put them there to mark the start of the UN's virtual Summit on Biodiversity. Activists stood the pair on a pier facing the UN building, where the meeting of nearly 150 world leaders was originally meant to take place before the coronavirus pandemic changed that. UN Secretary-General Antonio Guterres opened the meeting by saying "humanity is waging a war on nature". He acknowledged more than a million species were at risk of extinction, adding that one result of humanity's treatment of the planet was the "emergence of deadly diseases such as HIV-AIDS, Ebola, and now Covid-19, against which we have little or no defence". Tap the link in our bio to see what else was said at the summit and what it's looking to achieve. (📷 Tracie Williams/Greenpeace) #UN #BiodiversitySummit #Climate #Planet #Nature #BBCNews

A post shared by BBC News (@bbcnews) on

Baca juga: Ternyata Sampah Juga Bisa Dimanfaatkan Untuk Mendukung Lifestyle yang Leave No Trace

Bencana yang disusul dengan penanganan lamban Donald Trump dan Jair Bolsonaro dinilai jadi penyebab dempak negatif jangka panjang kebakaran tersebut. Imbasnya, Kutub Utara mencapai tingkat es laut terendah kedua yang pernah ada tahun ini.

Pemerintahan Trump dan Bolsonaro dinilai sebagai wajah kepunahan karena mereka mendorong agenda radikal yang menghancurkan alam, mendorong keruntuhan keanekaragaman hayati dan memperburuk keadaan darurat iklim.

Kebakaran di Amerika Selatan yang juga meliputi hutan Amazon (via Business Insider)
Kebakaran di Amerika Selatan yang juga meliputi hutan Amazon (via Business Insider)

Bosan dengan haya hidup yang gitu-gitu aja? Cobain gaya hidup INI!