Hari Bahasa Isyarat Internasional atau International World Sign Languages diperingati setiap tanggal 23 September.

Adapun hari ini bertujuan agar masyarakat umum semakin sadar akan pentingnya bahasa isyarat. Kendati biasanya digunakan sebagai cara komunikasi penyandang disabilitas tunarungu, sebenarnya bahasa isyarat adalah komponen penting dalam berkomunikasi.

Unik pentingnya bahasa isyarat ini sudah mulai disadari banyak pihak, salah satunya adalah narasumber dalam wawancara USS FEED kali ini.

Sosok wanita bernama Dian yang menggeluti karir sebagai freelance photographer ini bukanlah penyandang disabilitas tuna rungu, namun ia sengaja belajar bahasa isyarat sebgai ‘ilmu ekstra’.

Berikut keseruan wawancara USS FEED bersamanya terkait topik “Belajar Bahasa Isyarat

Q : Sejak kapan lo belajar bahasa isyarat? Apa alasannya?

Wanita yang juga gemar bermain roller skate ini mengaku tertarik mempelajari Bahasa Isyarat sejak tahun 2014-an.

Gua kenalan sama teman tuli pertama gua di saat itu. Ada sebuah projek bareng dan gua bertanggung jawab take care dia. Nah, interaksi kita base on bahasa isyarat. Jadi dia ngajarin gua dasar bahasa isyarat, dan akhirnya gua tertarik,” ceritanya mengingat momen penting itu.

Dian sedang berinteraksi dengan menggunakan Bahasa Isyarat Indonesia

Akhirnya pada tahun 2016, Dia memulai perjalanannya mempelajari Bahasa Isyarat Indonesia di Pubisindo (Pusat Bahasa Isyarat Indonesia).

Komunikasi kan segalanya yah, uniknya belajar bahasa isyarat sama kaya belajar bahasa umumnya. Ada bahasa asing dan bahasa Indonesia juga, hanya beda bentuk. Dari temen gua itulah gua sadar dan aware pentingnya bahasa isyarat karena gak semua orang bisa mendengar dan berbicara. Dia juga yang ngerekomendasiin gua belajar basic di Pubisindo,” lanjut Dian.

Q : Apa kendala yang Lo alamin selama ini?

Tanpa pikir panjang Dian menjelaskan bahwa kendala utamanya adalah mengingat. Terlebih bagaimana cara menuangkang kalimat ke dalam bahasa isyarat.

Satu kalimat itu tidak plek-plek diterjemahkan perkata. Di situ gua berasa sulitnya sama aja kaya belajar bahasa asing. Jadi penting untuk ngelancarin dan salah satu caranya yah berinteraksi langsung dengan teman tuli,” jelas Dian.

Nongrkong di komunitas teman tuli, Dian kerap ‘keteteran’

Dengan dorongan yang kuat dan bantuan teman tuli pertamanya, Dian kemudian berkenalan dengan komunitas dan belajar praktik bahasa isyarat secara langsung.

Nekat aja nyeburin diri nongkrong bareng mereka. Selain belajar langsung, gua juga denger pengalaman mereka yang kerap merasa jadi minoritas kalau pergi. Di satu sisi saat ngumpul gua juga berasa jadi minoritas karena kan sebenarnya bahasa isyarat tuh asing dan mereka ngomongnya cepet,” tuturnya.

Kendati demikian, Dian tidak sungkan meminta mereka untuk berkomunikasi lebih pelan dan mengulanginya.

Untung pada mau sih, kalau udah cepet banget kadang masih susah nangkepnya.”

Q : Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional, menurut Lo seberapa penting sih keberadaanya dalam tatanan komunikasi?

Wanita yang saat ini sedang juga aktif sebagai pelatih baseball tim anak-anak menyebut bahwa bahasa isyarat ini sangat penting.

Bahkan tanpa sadar setiap orang sering menggunakannya di kehidupan sehari hari. “Penting banget sih, walaupun kita bisa mendengar, tapi sebenarnya itu digunakan di keseharian. Contohnya kalau ngobrol sama temen dari jauh dan terhalang kaca, kita kadang pake bahasa isyarat kan?,” jawabnya menggebu-gebu.

Hari Bahasa Isyarat Internasional : Enggak Ada Ruginya Dipelajari!

Ia sendiri mengaku skillnya menggunakan bahasa isyarat memperkenalkannya pada pertemanan yang lebih luas.

Gua ada cerita lucu, jadi gak sengaja lagi liat temen tuli yang gua gak kenal lagi ngobrol pakai bisindo. Dengan nekat gua coba nimbrung, eh jadi ngobrol. Akhirnya ketahuan dia itu salah satu temen tuli gua.”

Q : Apa pesan lo buat teman-teman di luar sana?

Belajar bahasa isyarat gak ada ruginya. Namanya ilmu pasti menguntungkan, selain nambah teman ada hal lain yang gua dapat dari ini. Salah satunya gua jadi lebih ekspresif dalam mimik, karena kalau berbicara dengan teman tuli kan butuh ekspresi wajah juga, bukan cuman gerak tangan,” jawabnya.

Dian juga mengajak semua orang yang sudah berminat untuk tidak ragu dan mulai belajar. “Selamat hari bahasa isyarat internasional. Aku, kamu, setara. Ayo belajar bahasa isyarat”.

🤟🏼 = I love you

Well FYI, beberapa artis di Korea Selatan sendiri sebenarnya sudah sering mengkampanyekan penting bahasa isyarat loh.

Sebut saja BTS yang menyelipkan bahasa isyarat dalam koreografi MV “Permision to Dance”.