Jakarta tenggelam sudah menjadi pembicaraan yang cukup sering terdengar belakangan ini. Namun penjelasan terbaru menyebut pemanasan global bukanlah alasan yang mengakibatkan ibu kota terancam tenggelam.

Sebagaimana dilansir dari Liputan6, dijelaskan bahwa faktor utamannya adalah penurunan permukaan tanah alias land subsidence.

Penurunan tanah jadi biang kerok potensi Jakarta tenggelam

Pakar Iklim dan Meteorolgi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Edvin Aldrian menegaskan bahwa faktor utama tenggelamnya sebagian wilayah Jakarta bukan karena pemanasan global.

Itu lebih disebabkan karena penurunan muka air tanah. Jadi penurunan karena land subsidence, bukan karena perubahan iklim,” tuturnya.

Jakarta Tenggelam Bukan Karena Pemanasan Global, Melainkan ...
via Detik

Lebih lanjutnya, dia juga meminta agar issue tersebut diluruskan. “Jadi mohon diluruskan, ini bukan karena perubahan iklim tapi lebih banyak karena land subsidence yang terjadi,” tutur pria yang juga Wakil Ketua Kelompok Kerja I Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dalam sebuah webinar, Kamis (16 September)

Mengacu pada data IPPC, Edvin menerangkan bahwa kenaikan muka air lau secara global yang dipicu oleh pemanasan di bumi hanya 3,6 milimeter saja. Adapun hal tersebut dikonfirmasi oleh data Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Di sini angkanya tidak beda jauh, angka kenaikan air laut di Jakarta itu 3,7 milimeter per tahun. Nah angka ini yang jadi patokan, tadikan di IPCC 3,6 milimeter. Angka itu hampir-hampir mirip,” tuturnya.

Ada yang mencapai lebih dari 100 sentimeter

Lebih lanjut, Edvin menjelaskan kalau penurunan permukan tanah di Jakarta ada yang mencapai lebih dari 100 sentimeter.

Apa yang terjadi di Jakarta itu ternyata penurunan. Tadinya 3,6 milimeter [karena pemanasan global] ternyatada ada yang 112 sentimeter di Jakarta Utara. Itu lebih disebabkan karena penururunan muka air,” paparnya.

Menurutnya penuruan muka tanah di Jakarta terjadi karena eksploitasi yang berlebih terhadap air bawah tanah.

Biasanya karena terlalu banyak air dipompa ke atas keluar untuk konsumsi minum,” tuturnya.