Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah menerbitkan sanksi atas penayangan “Big Movie Family: The Spongebob Squarepants Movie” di GTV.

Mulyo Hadi Purnomo, selaku Wakil Ketua KPI, mengatakan beberapa adegan tersebut mengandung unsur kekerasan.

Related image

Dilansir dari Kompas, pemberian sanksi atas film Spongebob Squarepants dikarenakan terdapat adegan melempar kue tart ke muka dan memukul menggunakan kayu.

“Bahwa program siaran ‘Big Movie Family: The Spongebob Squarepants Movie‘ yang ditayangkan oleh stasiun GTV pada 22 Agustus 2019 mulai pukul 15.02 yang terdapat adegan melempar kue tart ke muka dan memukul menggunakan kayu,” ujar Mulyo.

Selain Spongebob Squarepants, pada segmen Rabbids Invasion terdapat adegan seekor kelinci melakukan tindakan-tindakan kekerasan terhadap kelinci lain.

Mulyo mengatakan terdapat tindakan kekerasan seperti adegan memukul wajah dengan papan, menjatuhkan bola bowling dari atas sehingga mengenai kepala, melayangkan palu ke wajah, serta memukul pot kaktus menggunakan raket ke arah wajah.

Setidaknya terdapat 14 Program televisi dan radio yang diberi sanksi karena telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) Pasar 14 Ayar 2 tentang perlindungan kepada anak dan Pasal 21 Ayat 1 tentang penggolongan program siaran.

Mulyo berharap pemberian sanksi ini dapat menimbulkan efek jera dan membuat program televisi Indonesia lebih berkualitas.

Joko Anwar Buka Suara

Sutradara Joko Anwar juga menanggapi teguran dari KPI ini, dimana dirinya mendukung untuk membubarkan KPI dengan hashtag #BubarkanKPI. Film Gundala garapan Joko Anwar juga ditegur oleh KPI dikarenakan kata “Bangsat” yang ada dalam promo film tersebut.

Melalui akun resminya di Twitter, dirinya juga mengungkapkan jika lembaga menganggap tontonan Spongebob melanggar norma kesopanan, lembaga tersebut tidak layak dipercaya menilai kehidupan apapun.

Tanggapan Netizen Terhadap KPI

Banyak netizen di Twitter justru memberikan tanggapan yang negatif dengan KPI hingga hashtag #BubarkanKPI masuk top trending tweet di Twitter. Netizen juga membandingkan film kartun tersebut dengan adegan percintaan dan kekerasan dalam film Sinetron. Netizen tidak habis pikir dimana adegan percintaan dan kekerasan tersebut justru bisa tidak dinilai merusak nilai bangsa.