Ternyata, polusi udara bisa lebih mematikan daripada Covid!

Rabu lalu, World Health Organization (WHO) merilis pedoman kualitas udara baru. Tujuannya untuk memacu negara-negara di dunia menuju energi bersih dan mencegah kematian serta penyakit yang datang dari polusi udara.

Menurut keterangan itu, setiap tahunnya ada tujuh juta kematian di dunia akibat polusi ini.

Tujuh juta jiwa melayang setiap tahunnya karena polusi udara

Lebih Parah dari Covid, Polusi Udara Bunuh 7 Juta Orang Setiap Tahun
Giphy

Setiap tahun, paparan polusi udara kira-kira menyebabkan tujuh juta kematian dini dan mengakibatkan hilangnya jutaan kehidupan yang lebih sehat,” tulis WHO dalam website resminya.

Selain itu, mereka juga menjelaskan kalau paparan polusi ini pada anak-anak bisa memicu penurunan pertumbuhan dan fungsi paru-paru infeksi pernapasan, dan asma.

Pada orang dewasa, lebih parah, polusi bisa menyebabkan penyakit jantung iskemik hingga stroke.

Hal ini menempatkan beban penyakit tersebut setara dengan risiko kesehatan global lainnya, seperti pola makan tidak sehat, dan merokok.

Pedoman kualitas udara oleh WHO

GIF mine the witch - animated GIF on GIFER

Pedoman yang mereka rilis Rabu kemarin ini, membagi enam jenis polutan, yaitu ozon, sulfur dioksida, karbon monoksida, partikulat (PM 2,5 dan OM 10), dan nitrogen dioksida. PM (particulate matter) maksudnya adalah ukuran dari partikel polusi itu sendiri.

Dengan menekan polusi udara yang ada, WHO menyebut kita bisa menyelamatkan jutaan nyawa.

Terakhir kalinya WHO mengeluarkan pedoman kualitas udara adalah tahun 2005 silam. Karena semakin banyak bukti bahwa polusi udara (bahkan dalam konsentrasi rendah) bisa berdampak pada kesehatan, mereka merilis pedoman ini.

Polusi bikin beban kesehatan dari Covid-19 makin berat

Lebih Parah dari Covid, Polusi Udara Bunuh 7 Juta Orang Setiap Tahun
Tenor

Pedoman yang mereka rilis ini mendukung penelitian terbaru yang mengatakan kalau polusi udara kemungkinan besar adalah faktor yang berkontribusi untuk beban kesehatan yang timbul dari Covid-19.

Misalnya, partikel halus, terkait dengan komplikasi kesehatan, termasuk asma, penyakit jantung, bronkitis kronis, dan penyakit pernapasan lainnya.

Kondisi inilah yang jadi penyebab orang makin rentan terhadap gejala parah Covid-19 yang sekarang sudah membunuh lebih dari 4,55 juta jiwa di seluruh dunia.

Baca juga: