Ketika sneakers jadi bentuk protes

Buat kalangan awam, nama Zhijun Wang mungkin terdengar asing. Tapi untuk kalangan ‘sneakerheads,’ sosok Zhijun Wang needs no introduction.

Nama Zhijun Wang mencuat pertama kali pada tahun 2016. Ketika itu, desainer yang berbasis di Beijing tersebut membongkar sepatu Yeezy Boost 350s dan menyatukannya kembali dalam bentuk masker.

Hal itu terbilang cukup gila, mengingat demand Yeezy Boost 350s saat itu tengah meroket tinggi.

Harga jual kembali sepatu adidas kreasi Kanye West tersebut sempet menyentuh angka USD1,000 (sekitar Rp16,7 juta) di eBay. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari harga retail-nya yang hanya mencapai USD200 (sekitar Rp3,3 juta).

Deconstructed Sneaker Masks : Zhijun Wang

adidas Yeezy Boost 350 V2 Mask by Zhijun Wang | Nice Kicks

Ada alasan khusus kenapa Zhijun Wang mengubah sneaker menjadi masker. Kreasinya nggak didorong oleh motivasi bisnis atau semarak di jagat maya.

Ketika itu, polusi udara di Cina tergolong sangat buruk, namun minim penanganan. Karena itu, ia ingin mengangkat isu polusi udara naik ke permukaan supaya jadi perhatian publik dan pemerintah Cina, dengan sneakers sebagai medianya.

Aku adalah seorang pelari,” jelas Wang. “Aku suka berlari di malam hari di sekitar Forbidden City. Tempat itu punya suasana yang menyenangkan, juga dekat dengan rumah ku. Namun seuatu hari aku menyadari bahwa kualitas udara di sana tidak bersih, jadi aku mencari tahu kenapa.”

Coronavirus: China's economic slowdown curbs deadly air pollution

Rasa penasaran tersebut membuatnya berkreasi dengan sneakers. Langkahnya tersebut terbilang wajar mengingat Wang udah familiar dengan sneakers customization.

Semua masker kreasi Zhijun Wang juga berfungsi penuh. Walaupun material utamanya adalah sepatu, setiap masker tetap dilengkapi dengan filter 3M sebagai penyaring udara.

Sejumlah sosok dan perusahaan besar pun sempet menghubungi Zhijun Wang untuk kerja sama. Namun dari sekian banyak tawaran yang masuk, cuma sedikit yang ia terima.

Ini bukan tentang bisnis, ini tentang sebuah isu.” tuturnya.  “Mereka melihat kesempatan dari orang-orang, tapi tidak peduli untuk memperbaiki situasi.”

Zhijun Wang juga nggak setengah-setengah ketika memilih sepatu untuk material dasar kreasinya. Mulai dari Staple Pigeon Staple x Nike SB Black Pigeon, NIKE Air Force 1 ‘Para-Noise’ (NIKE x G-Dragon), ACRONYM X NIKE Presto, juga beberapa sepatu dari koleksi ‘The Ten’ Virgil Abloh x NIKE jadi ‘kanvas’ untuk karya Wang.

View this post on Instagram

🗽'NYC' Mask (2015)

A post shared by Zhijun Wang (@zhijunwang) on

View this post on Instagram

#ZJArchive

A post shared by Zhijun Wang (@zhijunwang) on

Saat ini, Zhijun Wang membuka kesempatan buat publik untuk memesan masker secara khusus. Ia mematok harga mulai dari USD5,000 (sekitar Rp83 juta) dengan waktu pengerjaan seminggu.

Terlalu mahal? Well, Wang punya alasan yang kuat ketika menentukan harga tersebut.

Wang menjelaskan, bahwa konsumen barang mewah secara keseluruhan belum sepenuhnya peduli dengan isu lingkungan. “Orang-orang yang paling kaya hanya sekadar ‘pemilik uang’,” tuturnya. “Mereka belum sampai ke tingkatan itu.”