Miss Myanmar berhasil raih penghargaan kostum nasional terbaik pada ajang Miss Universe 2020
Miss Myanmar berhasil mencuri perhatian dunia pada ajang kecantikan dunia Miss Universe ke-69 yang berlangsung pada Kamis (13 Mei) lalu. Pasalnya ia gak hanya memperkenalkan etnisnya lewat kostum, Thuzar juga memanfaatkan momen ini untuk mengkritik soal kudeta yang saat ini terjadi pada negaranya.
Meski sebelumnya ia sempat mengalami kemalangan pada perjalanannya ke AS. Thuzar kehilangan kopernya, yang salah satu isinya adalah kostum nasional.
Namun ia berhasil berjalan dengan berani pada atas panggung Miss Universe 2020 dengan bantuan warga myanmar yang tinggal di AS.
Dengan percaya diri ia berjalaan sambil membawa papan bertuliskan “Pray For Myanmar”.
Menurut penuturannya, kostum masyarakat Chin yang ia kenakan ini merepresentasikan perempuan yang kuat dan gak terhentikan. Kostum ini cukup menggambarkan keberanian Thuzar yang mewakili masyarakat Myanmar pada Miss Universe 2020.
Baca juga: Gaun yang Ayu Maulida Kenakan pada Miss Universe 2020 Miliki Makna yang Dalam, Apa saja?
Aktif vokal bersama masyarakat
Thuzar menjelaskan, ia merasa takut untuk kembali pulang ke negaranya karena banyak orang terkenal di Myanmar yang tertangkap karena ikut vokal mengkritik rezim. Hal ini terjadi karena Thuzar juga aktif demo bersama masyrakat.
Saat demo, ia membaca papan protes bertuliskan “Masa depan ada pada tangan kami, bukan tangan militer.”
Menurut penjelasannya pada New York Times, ia takut jadi buronan karena ada beberapa rekannya yang tertangkap.
Apalagi saat perjalanannya ke AS, ia sempat cemas apakah namanya akan masuk ke dalam buronan militer atau tidak. Ia melihat laporan tentang orang-orang terkenal yang kena tahan ketika mereka mencoba meninggalkan Myanmar.
Ia menggunakan untuk memakai hoodie dan kacamata agar gak ada yang mengenalinya di bandara Yangon.
“Saya harus melewati imigrasi dan saya sangat takut” kata Thuzar kepada New York Times.
Kini, setelah Miss Universe 2020 beres, ia takut untuk pulang ke negaranya. Ia mengatakan bahwa gak aman baginya untuk kembali ke negaranya setelah berbicara menentang rezim di depan dunia.