Keemnterian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkap lebih dari seribu sekolah jadi klaster Covid-19.

Hal ini terjadi selama penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Hasil ini muncul berdasarkan survei yang pihaknya lakukan terhadap 4.600 sekolah hingga 20 September 2021 kemarin.

1.296 sekolah jadi klaster Covid-19 selama PTM terbatas

Muncul Klaster Covid-19 di 1.296 Sekolah Selama PTM Terbatas
via ANTARA

Melansir Liputan6, Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dasmen) Kemendikbudristek, Jumeri, menyatakan kasus penularan itu kira-kira 2,8 persen.

Jumlah 2,8 persen itu sama dengan 1.296 sekolah yang menyatakan ada klaster Covid-19 selama pelaksanaan PTM terbatas. Jumlah itu mencakup seluruh jenjang yang ada, dari PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB.

Adapun Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang positif berjumlah 7.208. Sementaram siswa yang positif ada 15.456 orang (data 23 September 2021)

Sementara itu, jenjang pendidikan yang menyumbang persentase terbesar adalah SMA. Dari 2.358 SMA yang jadi responden, 107 sekolah menyatakan ada klaster pada PTM terbatas.

25 klaster di Sekolah DKI Jakarta, pemerintah tetap optimis

Muncul Klaster Covid-19 di 1.296 Sekolah Selama PTM Terbatas
via Gifer

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza bilang, Pemprov DKI Jakarta akan memeriksa data survei dari Kemendikbudristekdikti itu tentang 25 klaster Covid-19 dari PTM di Jakarta.

Dari 25 itu, Jakarta Barat jadi wilayah yang tertinggi dengan jumlah 8 klaster. Sedangkan Jakarta Timur 6 klaster, Jakarta Utara 5 klaster, Jakarta Selatan 5 klaster, dan Jakarta pusat 1 klaster.

Menurut laporan Kompas, Riza mengatakan kalau Pemprov DKI Jakarta yakin protokol kesehatan yang telah terlaksana dalam proses belajar tatap muka sudah sesuai.

Kemungkinan itu (penularan terjadi) dalam perjalanan (ke sekolah) atau di rumah. Bukan di sekolah.” tuturnya.

Ia optimis bahwa pembelajaran tatap muka ini tidak menimbulkan klaster baru, “Tapi untuk pastinya tunggu keterangan dari Kadinkes,” ungkapnya.

Di sisi lain, masyarakat harus terus waspada akan prediksi munculnya gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia pada Desember 2021 ini.

Baca juga: