Seorang turis asal Estonia mengalami nasib sial, dirinya terjebak di bandara selama sekitar 4 bulan

Generasi 90’an pasti pernah menonton salah satu film Tom Hanks yang menceritakan kalau dirinya terjebak dan terpaksa tinggal di bandara karena polemik yang sedang dialami oleh negara asalnya. Siapa sangka Roman Trofimov mengalami hal serupa dengan film ‘The Terminal‘, dirinya harus terjebak di Airport Manila, Filipina akibat pandemi Covid-19.

Tromifov awalnya berencana untuk bisa menghabiskan waktu liburannya di Asia Tenggara, namun mimpi indahnya justru berubah menjadi mimpi buruk karena setibanya di Manila pada 20 Maret 2020, dirinya di tolak masuk ke Filipina.

Trofimov harus menunggu karantina selesai untuk bisa terbang.

Lockdown yang diterapkan pemerintah Filipina sejak 16 Maret 2020 menjadi alasan kenapa Trofimov ditolak masuk ke Filipina. Pada saat dirinya tiba di negara tersebut, Filipina tidak lagi mengeluarkan visa masuk bagi turis dan pemerintah setempat membatasi perjalanan bagi semua orang, kecuali diplomat dan tenaga medis.

Trofimov harus menunggu karantina selesai untuk bisa terbang. Dirinya terjebak selama 110 hari
via Kumparan.com

Trofimov pun tidak bisa kembali ke Thailand, karena maskapai yang ia gunakan untuk menuju Filipina juga sudah tidak bisa menerbangkannya. Hal tersebut memaksanya untuk menunggu masa karantina selesai, sebelum pada akhirnya dapat kembali terbang.

Trofimov yang terjebak kemudian mendokumentasikan pengalamannya terjebak di Bandara selama 110 hari.

Tinggal di Bandara sangatlah menyiksa

Sejak saat itu, hari-hari kelam Trofimov dimulai, diirinya harus merasakan dinginnya lantai bandara dan terpaksa tidur di kusi-kusi besi yang biasa digunakan para penumpang sebagai tempat menunggu. Selain itu dirinya hanya menganadlkan makanan dan minuman yang diberikan oleh staff bandara.

via Facebook – Roman Trofimov

Dirinya mengaku kalau selama berada di Airport, kesehatanya semakin buruk karena kekurangan gizi, sinar matahari dan udara segar. Trofimov pun berulang kali meminta bantuan dari kedutaanya tapi sayangnya kedutaan tidak bisa mengatur penerbangan repartiasi.

via Facebook – Roman Trofimov

‘Mereka mengambil passpor saya dan baru akan dikembalikan saat saya terbang ke Estonia. Tetapi mereka tidak terbang ke Estonia, mereka tidak terbang ke mana pun saat ini. Saya disuruh meunggu sepanjang waktu sampai penerbangan kembali dimulai.‘ begitu tuturnya

Bepergian di tengah pandemi sangat tidak disarankan.

Salah satu pejapat Estonia menuturkan kalau Kedutaan Besar Estonia di Tokyo telah melakukan kontak dengan otoritas Filipina untuk menemukan solusi dan sudah menghubungi Konsul Kehormatan di Filipina.

Mereka juga menuturkan bahwa melakukan perjalanan di tengah pandemi sangatlah tidak di sarankan, mengingat sebagian besar negara telah melakukan kebijakan pembatasan perjalanan. ‘Penting untuk dicatat bahwa Kementrian Luar Negri telah memberikan peringatan perjalanan, yang memberitahu orang-orang bahwa perjalanan selama situasi darurat mungkin membuat mereka terjebak di tujuan karena pembatasan perjalanan.‘ begitu tutupnya.

Source : Kumparan

Akhirnya Kamis (9 Juli 2020), melalu unggahan Facebooknya, Trofimov sudah berhasil kembali ke negaranya. Dirinya terbang dengan maskapai airBaltic dan diperkirakan tiba di Estonia pada pukul 13.30 waktu setempat.

Mau semewah apapun bandaranya, kalau 110 hari sih bisa stress juga tuh!