Bisa dibilang, pertandingan antara Arema FC dengan Persebaya Surabaya hari Sabtu (1/10) kemarin jadi yang paling mematikan dalam sejarah sepak bola Indonesia.

Setidaknya ada 182 orang yang sudah terkonfirmasi meninggal dunia karena kejadian ricuh di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Ratusan korban lainnya pun terluka.

Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta pun sudah mengeluarkan kronologi tragedi desak-desakan ini.

Ini kronologinya!

Ribuan suporter Arema masuk area pertandingan

Berita duka dari dunia sepak bola Indonesia ini berawal dari saat pertandingan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC dan Persebaya berakhir dengan skor 2-3.

Ribuan suporter Arema FC kemudian turun ke lapangan karena kekalahan tim mereka.

Dari sekitar 42.288 suporter yang memenuhi tribun, sekitar 3.000 turun ke dalam lapangan. 

Mereka turun untuk tujuan mencari pemain dan pihak manajemen, kenapa bisa kalah,” imbuh Nico, melansir Kompas.

Jajaran keamanan berupaya menghalau arus para suporter yang ingin ikut turun ke lapangan. 

Sehingga terpaksa jajaran keamanan menembakkan gas air mata,” jelas Nico.

https://twitter.com/PSSI/status/1576295085855023104

Penonton berdesak-desakan untuk keluar

Setelah gas air mata ditembakkan, para penonton langsung panik dan berdesak-desakkan di satu titik untuk keluar dari area pertandingan.

Sehingga, para suporter berlarian ke salah satu titik di pintu 12 Stadion Kanjuruhan,” ujar Nico.

Karena itu, terjadi penumpukan penonton yang membuat mereka sulit bernapas.

Di penumpukan itu lah terjadi sesak napas, kurang oksigen,” lanjutnya. 

Ratusan korban meninggal dunia

Tembakan gas air mata itu malah membuat para suporter panik, berlarian, dan terinjak-injak.

Secara berangsur-angsur, jumlah korban penonton pertandingan Arema FC dan Persebaya pun terus bertambah.

Setidaknya, hingga artikel ini ditulis ada 182 korban jiwa (termasuk dua orang polisi) dari insiden tersebut, dan rautsan lainnya menjalani perawatan di rumah sakit.

Kemudian, ada 13 kendaraan mengalami kerusakan akibat amukan massa suporter Aremania pada kesempatan itu. Sebanyak 10 mobil dinas Polri, yang terdiri dari mobil Brimob, K-9, dan tiga di antaranya mobil pribadi,” tambah Nico.

https://twitter.com/AremaFC/status/1576433681320714240

Pernyataan dari Arema FC tentang pertandingan maut

Atas kejadian mau usai pertandingan Arema FC dan Persebaya itu, pihak manajemen Arema FC membuat pernyataan.

Arema FC menyampaikan duka mendalam atas musibah di Kanjuruhan. Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka,” kata Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris, di situs resmi klub.

Mereka juga menyampaikan pesan permohonan maaf kepada keluarga korban.

Kepada keluarga korban, manajemen Arema FC memohon maaf sebesar-besarnya serta siap memberikan santunan. Manajemen siap menerima saran masukan dalam penanganan pascamusibah agar banyak yang diselamatkan,” tambahnya.

Jokowi: Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini

Lewat channel YouTube Sekretariat Presiden, Joko Widodo pun memberi pernyataan tentang tragedi ini.

Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya 129 orang saudara-saudara kita dalam tragedi sepak bola di Kanjuruhan,” ujar Jokowi.

Selain itu, Jokowi meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dan Ketua PSSI Mochamad Iriawan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kompetisi dan prosedur pengamanan penyelenggaraan.

Ia pun memerintahkan untuk menghentikan sementara Liga 1 hingga evaluasi tersebut rampung.

May their souls rest in peace.

What are your thoughts? Let us know!