Masyarakat kembali beraktivitas, polusi ikut-ikutan kembali selimuti langit Jakarta.
Saat ini, DKI Jakarta sedang masuk ke dalam tahap penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi. Dalam penerapannya, beberapa aturan PSBB sebelumnya dilonggarkan sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas untuk mempersiapkan masuk ke New Normal.
Tapi, sudah masuk hari ke-12 masa PSBB Transisi, Jakarta justru malah mencatatkan diri sebagai kualitas udara kedua terburuk di dunia berdasarkan situs AQ Index. Tercatat pada Selasa, 16 Juni 2020, kualitas udara Ibu Kota ada di angka 131 US AQI.
Dengan angka tersebut, Jakarta jadi kota kedua di dunia penyumbang polusi udara terbesar, di bawah New Delhi, India pada peringkat pertama dengan 142 US AQI.
Diimbau kurangi aktivitas di luar ruangan
Fokus ke Jakarta, aktivitas masyarakat yang terlihat kembali normal pun juga membawa kembali polusi menyelimuti langit Ibu Kota. Karena itu, masyarakat diminta untuk memakai masker saat berada di luar ruangan, diikuti dengan alasan meminimalisir penyebaran Covid-19.
Tidak hanya itu, masyarakat juga diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, menutup jendela dengan rapat, dan menyalakan alat penyaring udara ruangan.
Polusi udara di Jakarta mulai terlihat meningkat sejak Jumat, 5 Juni 2020 lalu. Padahal, selama bulan Mei lalu, kualitas udara di Jakarta terpantau aman bahkan terbaik dalam waktu lima tahun terakhir.
Baca di sini: Kualitas Udara Jakarta Lebaran Tahun Ini Diklaim Terbaik dalam Waktu 5 Tahun Terakhir
Benarkah polusi udara akibat New Normal?
Menurut Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indra Gustari menjelaskan bahwa membaik atau memburuknya kualitas udara ada dua faktor.
Pertama, perubahan di sumber polutannya yang asalnya dari aktivitas transportasi dan kegiatan industri. Kedua, proses pengurangan polutan di udara.
Maka dari itu, perlu dilakukan pengecekan jumlah peningkatan lalu lintas kendaraan, terutama di Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir. Namun, menurut pantauan Indra sendiri, sejak PSBB transisi jelas menunjukkan adanya peningkatan jumlah kendaraan.
Nah, buruknya kualitas udara di Jakarta ini ternyata sudah masuk label merah. Artinya, kondisi udara sudah tidak sehat sehingga masyarakat diminta menghindari aktivitas luar ruangan.
_
Muncul lagi masalah baru untuk Jakarta di saat pandemi Covid-19 belum kunjung menemukan titik terang. Gimana tanggapan lo?