Presiden Ukraina memilih untuk tetap di negaranya, walau jadi target utama Rusia

Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina, menolak tawaran Amerika Serikat (AS) untuk evakuasi dari ibu kota Kiev dan berjanji untuk tetap berada di negaranya.

Melansir The Washington Post, tawaran tersebut AS berikan untuk mencegah Zelensky ditangkap ataupun dibunuh pasukan Rusia yang menginvasi.

Untuk menghancurkan negara secara politis, kepala negara jadi targetnya. Sang presiden mengatakan, ia merupakan target nomor satu dalam serangan Rusia. Sementara itu, keluarganya jadi target kedua.

Menurut informasi yang kami miliki, musuh telah menandai saya sebagai target nomor sati, keluarga saya sebagai target nomor dua,” ujar Zelensky kepada warga Ukraina dalam pidatonya.

Presiden Ukraina Tolak Tawaran AS: Saya Butuh Amunisi, Bukan Evakuasi

‘Ukraina bangga dengan presidennya’

Kedutaan Ukraina untuk Inggris membeberkan pernyataan sang Presiden bahwa ia bakal tetap di negaranya, dan menolak tumpangan dari AS.

Pertarungan ada di sini; Saya butuh amunisi, bukan tumpangan,” Zelensky mengatakan.

Ukraina bangga dengan presidennya,” tutup tweet tersebut.

Para pejabat AS sebelumnya sudah berbicara dengan Zelensky tentang berbagai masalah keamanan. Itu mencakup tempat teraman bagi presiden, untuk memastikan kelangsungan pemerintahan saat negara itu menghadapi invasi.

Kami telah mengingatkannya tak hanya tentang ancaman incasi Rusia yang sekarang jadi kenyataan, tapi juga ancaman terhadapnya secara pribadi,” kata Ketua Komisi Intelijen DPR, Adam Schiff, D-Chalif.

Ukraina tak menurunkan senjatanya

Dalam pesan video pada Sabtu, (26/2), Zelensky menegaskan bahwa ia bakal tetap di Kiev.

Ia pun menuyatakan bahwa Ukraina tak akan menurunkan senjata dan bakal terus mempertahankan wilayahnya melawan invasi Rusia.

Saya berada di sini, kita tak meletakkan senjata. Kita akan mempertahankan negara kita, karena senjata kita adalah kebenaran. Kebenaran kita adalah bahwa ini tanah kita, negara kita, anak-anak kita, dan kita akan mempertahankan semua ini,” tegas Presiden Ukraina itu.

Respect!

Any thoughts?  Let us know!