Warga Palestina mulai kembali ke rumah mereka yang berlokasi di utara Jalur Gaza yang dilanda perang pada Senin, 27 Januari 2025 setelah Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan untuk membebaskan enam sandera lain.
Puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi pulang ke Gaza untuk pertama kalinya dengan jalan kaki
Puluhan ribu pengungsi Palestina di Gaza melintasi apa yang disebut “Koridor Netzarim” dan kembali ke rumah mereka di bagian utara Jalur Gaza untuk pertama kalinya sejak perang Israel di wilayah Strip tersebut dimulai 15 bulan lalu.
Israel Defense Forces (IDF) mengatakan warga Palestina akan diizinkan melintasi Jalan al-Rashid dengan berjalan kaki mulai pukul 7 pagi waktu setempat dan Jalan Salah al-Din dengan kendaraan mulai pukul 9 pagi waktu setempat.
Hal ini terjadi setelah Qatar mengumumkan bahwa Hamas telah setuju untuk membebaskan tawanan perempuan Israel Arbel Yehud dan dua orang lainnya pada Jumat, 24 Januari 2025 dan memberikan informasi mengenai kondisi mereka yang akan dibebaskan pada tahap pertama perjanjian gencatan senjata.
Mulai lakukan perjalanan ke arah utara pada 27 Januari 2025 usai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel tercapai
Seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri yang dikelola Hamas mengatakan sejumlah besar warga Palestina mulai melakukan perjalanan ke utara pada Senin pagi, “Perjalanan pengungsi Palestina telah dimulai”, kata pejabat tersebut sebagaimana yang dilansir Agence France-Presse Senin, 27 Januari 2025.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan sebelumnya bahwa kesepakatan akhirnya tercapai untuk pembebasan tiga sandera pada hari Kamis, 23 Januari dan tiga sandera lainnya pada hari Sabtu, 25 Januari 2025. Kemudian kelompok militan Palestina, Hamas, mengkonfirmasi perjanjian tersebut dalam pernyataannya sendiri pada Senin.
Agenda Trump untuk “membersihkan Gaza” dengan memindahkan warga Palestina ke negara lain
Sementara itu, para pemimpin Palestina mengecam rencana yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump untuk “membersihkan Gaza” dan bersumpah untuk menolak segala upaya untuk menggusur secara paksa penduduk di wilayah yang dilanda perang tersebut.
Pemimpin Palestina Mahmud Abbas, yang tinggal di Tepi Barat yang diduduki Israel, “menyatakan penolakan keras dan kecaman terhadap proyek apa pun” yang bertujuan untuk mengusir warga Palestina dari Gaza.
Donald Trump mengatakan Gaza telah menjadi situs pembongkaran. Ia juga mengklaim telah berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II tentang pemindahan warga Palestina.
“Saya ingin Mesir menerima warganya. Dan saya ingin Yordania menerima warganya,” kata Trump kepada wartawan yang dikutip dari AFP.
Let uss know your thoughts!