Salju di puncak Jayawijaya alias pegunungan tertinggi di Indonesia diprediksi bakal punah pada 2025.

Adapun prediksi tersebut disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Mereka menyebut penyusutan terjadi karena perubahan iklim.

Salju di puncak Jayawijaya akan hilang dalam 3 tahun ke depan

Untuk diketahui, titik tertinggi di Jayawijaya yang berada di Papua adalah Puncak Jaya (Piramida Cartensz), sekitar 4.884 meter di atas permukaan laut.

Di sana terdapat area salju yang kerap dikenal dengan sebutan sebagai salju abadi.

Salju di Puncak Jayawijaya Bakal Punah Pada 2025
via Gaetlokal

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut, penelitian baru dari BMKG menyimpulkan prediksi bahwa salju di Puncak Jaya akan hilang tiga tahun dari sekarang.

Penyusutan gunung es puncak Jaya Wijaya yang diteliti oleh BMKG, diprediksi tahun 2025 es itu sudah punah, sudah tidak ada di Puncak Jayawijaya lagi,” katanya.

Selain Puncak Jaya, ada berbagai titik tinggi seperti Puncak Mandala (4.760 mdpl), Puncak Trikora (4.730 mdpl), Puncak Idenberg (4.673 mdpl), Puncak Yamin (4.535 mdpl), dan Puncak Carstenz Timur (4.400 mdpl) yang lapisan esnya berkurang.

Gletser atau lapisan es besar yang turun perlahan di Puncak Trikora bahkan sudah menghilang sejak 1939. Lalu sejak 1970-an, bukti pencitraan satelit menunjukan gletser di Puncak Jaya menyusut dengan cepat.

Tersisa 1 persen, suhu udara di Jakarta terpengaruh

Lebih lanjut, Dwikorita menyebut es atau salju di Puncak Jaya saat ini tinggal 1 persen. Sebagian besar sudah terkikis karena perubahan iklim.

Dan saat ini kondisinya tinggal 1 persen area es di Puncak Jaya dari 200 kilometer persegi, sekarang tinggal 2 kilometer persegi,” jelas dia.

Puncak Jaya - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pada faktanya, perubahan iklim juga sudah mempengaruhi suhu udara di Jakarta yang sebelumnya diprediksi naik 1 derajat celcius pada 2030.

Kesepakatan global itu dibatasi 1 derajat celcius nanti di tahun 2030. Jadi betapa melampauinya. Maaf ini data tahun 2016. Jadi ini mendahului tahun 2030, jadi sudah hampir mencapai 1,5 (derajat),” tuturnya.

Top image via Tekno-Tempo.co