Teknologi screening covid-19 lewat bau ketiak dikembangkan guru besar covid-19

Screening covid-19 nampaknya tak lagi hanya bisa dilakukan lewat tes swab. Pasalnya, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) telah mengembangkan teknologi baru yang bisa mendeteksi penyakit tersebut dengan bau ketiak.

Guru besar Teknik Informatika ITS menyebut, cara ini akan jadi proses yang lebih aman.

Inovasi ini pun digadang-gadang jadi yang pertama di dunia.

Baca juga: Greysia/Apriyani Pecahkan Rekor dengan Menjuarai Thailand Open 2021

Kenapa screening covid-19 lewat bau ketiak lebih aman?

Guru besar Teknik Informatika ITS yang mengembangkan alat tersebut, Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc meyakini cara ini tebilang lebih aman karena menekan kemungkinan penyebaran virus.

Keringat ketiak adalah non-infectious, yang berarti limbah maupun udara buangan i-nose c-19 tidak mengandung virus COVID-19,” tuturnya, dilansir dari Detik.

Prosesnya dilakukan dengan pengambilan sampel bau keringat axillary sweat odor. Sampel bau tersebut lalu diproses dengan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Proses ini juga digadang lebih cepat karena dilakukan dalam satu alat.

(Foto: solopos.com)
(Foto: solopos.com)
Baca juga: Mari Kita Bantu Korban Bencana Alam di Kalsel dan Sulbar, Ini Caranya!

Bukan kali pertama

Sebelumnya, Universitas Gadjah Mada (UGM) juga sempat mengembangkan teknologi serupa bernama GeNose.

Teknologi tersebut meanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan digadang-gadang bisa mendeteksi Covid-19 lewat hembusan napas.

Berdasarkan klaim, hanya butuh waktu 2 menit dan hasil tes sudah dapat diketahui apakah seseorang positif atau negatif Covid-19.

Alat itu sendiri kabarnya sudah mendapatkan dukungan dari Kementrian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN), untuk dikembangkan dan dilakukan penelitian lebih lanjut.

FOTO/HUMAS UGM
FOTO/HUMAS UGM