Di balik kemewahan K-Pop, ternyata Korea Selatan punya angka kasus bunuh diri yang cukup tinggi

Korea Selatan mungkin dikenal sebagai negara K-Pop dan K-Drama, namun siapa sangka? Dibalik ingar bingarnya, Korea Selatan ternyata punya angka kasus bunuh diri yang cukup tinggi.

Kementrian Kesehatan Korea Selatan menyebut, sebanyak 24,3 orang dari 100.000 penduduk Korea melakukan bunuh diri. Jika dirata-rata, 35 orang bunuh diri setiap harinya.

Merespon tingginya angka bunuh diri tersebut, negeri ginseng tersebut pun membuat sekolah baru yang bernama “Sekolah Kematian

Sekolah Kematian Didirikan di Korea Selatan, Begini "Materi Pelajarannya!" (Via The New York Times)
Sekolah Kematian Didirikan di Korea Selatan, Begini “Materi Pelajarannya!” (Via The New York Times)
Baca juga: Abaikan Protokol Kesehatan, Disanksi Masuk ke Peti Mati

Sekolah kematian Korea Selatan

Sekolah kematian di fasilitas Seoul Hyowon Healing Center tersebut dibuat untuk memberikan pengalaman kematian kepada para siswanya.

Dengan demikian siswa-siswi sekolah kematian terebut diharapkan bisa lebih menghargai hidup meski tengah dirundung depresi.

Para murid diminta untuk membuat wasiat terakhir. Kemudian, mereka bakal dimasukkan ke dalam peti mati dan dikunci serta pura-pura hendak dikuburkan.

Sekolah Kematian Didirikan di Korea Selatan, Begini "Materi Pelajarannya!" (Via The New York Times)
Sekolah Kematian Didirikan di Korea Selatan, Begini “Materi Pelajarannya!” (Via The New York Times)

Meski tak sedikit yang menilai sekolah ini aneh, ternyata pengalaman yang disajikan sekolah kematian ternyata diminati banyak orang.

Tak sedikit orang yang ingin merasakan pengalaman menghadapi maut semacam ini. Di dalam peti mati, para murid dibiarkan merenungi masalah mereka masing-masing. Ketika mereka bangkit dari peti mati, para siswa merasa lebih segar dan terbebas dari masalah hidup mereka.

Sekolah Kematian Didirikan di Korea Selatan, Begini "Materi Pelajarannya!" (Via The New York Times)
Sekolah Kematian Didirikan di Korea Selatan, Begini “Materi Pelajarannya!” (Via The New York Times)

Kita tak punya waktu selamanya,” tutur Kepala Pusat Terapi Jeong Yong-mum dilansir dari Reuters. “Itulah kenapa pengalaman ini jadi begitu penting, supaya kita memohon ampun dan berdamai lebih capat dan menjalani sisa hidup kita dengan bahagia.”

Aku ingin semua orang tahu bahwa hidup mereka berharga, dan orang lain akan sedih jika mereka pergi.”

Apa pendapat lo tentang ‘sekolah kematian’ buat orang-orang yang mengidap depresi di Korea Selatan ini? Tell us what you think in the comments below!