90 jiwa ditemukan tewas, 213 orang masih hilang
Semakin bertambah, korban tewas dari sekte sesat di Kenya, Afrika Timur kini menjadi 90 jiwa.
Laporan yang diterbitkan oleh Palang Merah Kenya membagikan bahwa ada setidaknya 213 orang lain yang belum bisa ditemukan keberadaannya hingga saat ini.
34 orang berhasil dievakuasi dalam keadaan kelaparan ekstrem
Kithure Kindiki selaku Menteri Dalam Negeri Kenya mengatakan bahwa korban tewas sebanyak 90 jiwa dan 213 orang yang hilang tersebut telah dikonfirmasi oleh pihaknya.
Hal tersebut dikonfirmasi usia pihak kepolisian setempat berhasil menemukan 17 mayat lagi di kawasan Malindi.
Kindiki turut menjelaskan ada setidaknya 34 orang yang berhasil dievakuasi di peternakan, dengan kondisi masih hidup meskipun dalam keadaan yang kelaparan.
Saat ini pasukan keamanan dikerahkan dengan jumlah personel yang telah ditingkatkan dalam misi pencarian dan penyelamatan para korban dari sekte sesat Kenya.
Doktrin sekte sesat yang mengatasnamakan Kristen
Melansir dari The Guardian, Rabu, 26 April 2023, lokasi tempat kejadian berada pada bidang tanah seluas 800 acre atau sekitar 320 hektare.
Bidang tanah seluas 320 hektare tersebut merupakan peternakan Shakahola.
Korban-korban sekte sesat tersebut merupakan anggota gereja di Kenya yang bernama Good News International Church dengan Paul Mackenzie Nthenge sebagai kepala pendirinya.
Pengikut dari gereja tersebut diperintahkan untuk berpuasa hingga mati kelaparan demi bertemu Tuhan Yesus.
Nthenge menyebarkan ajaran sesat yang mendoktrin pengikutnya untuk mempercayai bahwa puasa ekstrem lalu meninggal, adalah satu-satunya cara yang dijanjikan agar bisa bertemu dengan Yesus Kristus.
—
Let uss know your thoughts!
-
Bottega Veneta Pakai Teknik Trompe L’oeil untuk Tas ‘Paper Bag’ Seharga Rp40 Juta Ini
-
Ngga Mau Balikin Baki Restoran Sendiri di Singapura, Siap-siap Kena Denda Rp3,3 Juta!
-
Beatriz Flamini: Atlet Ekstrem yang Akhirnya Keluar dari Gua Setelah Terisolasi 500 Hari
-
Gerhana Matahari Hibrida dengan Tampilan Total atau Cincin: Bakal Terjadi Lagi pada 2049
Image by Mohamed Nohassi at Unsplash