Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengungkap sebabhujan deras dan angin kencang yang melanda depok belakangan ini.

Ternyata, kota itu jadi pusat pembentukan badai skala meso (menengah). Itulah mengapa beberapa hari terakhir di kawasan tersebut sering terjadi hujan angin.

Sebagai info, badai skala meso adalah badai dengan radius menengah yang jangkauannya 50-100 kilometer.

Depok, pusat pembentukan badai

Sering Hujan Angin, Depok Jadi Pusat Pembentukan Badai?
via Giphy

Sebelum ini, Depok sering mengalami hujan deras beserta angin kencang hampir setiap sore. Kejadian tanggal 21, 24, dan 26 September ini pun menyebabkan kerusakan yang lumayan besar pada fasilitas publik.

Hujan deras beserta angin kencang yang terjadi setiap sore di Depok, Jawa Barat pada 21, 24, 26 September imbas pusat badai skala meso terbentuk di sekitarnya,” kata PRSTA LAPAN, melansir CNN.

Perangkat SADEWA milik PRSTA pun memprediksi wilayah itu bakal mengalami hujan badai lagi akhir bulan ini. Lalu, musim hujan pada awal Oktober bakal datang dengan intensitas hujan 258 mm/10 hari.

Jadi pusat badai, apa penyebabnya?

Sering Hujan Angin, Depok Jadi Pusat Pembentukan Badai?
via Giphy

LAPAN mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Pasalnya, mereka menjelaskan fenomena ini secara umum muncul karena peningkatan suhu permukaan laut di perairan barat daya Samudera Hindia.

Meningkatnya suhu perairas dekat Jawa Barat dan Sumatera Selatan itu menyebabkan pasokan uap air berlimpah dalam proses pembentukan awankonvektif lokal kawasan Jawa Barat.

Maka dari itu, tim peneliti pun memperkirakan pusat badai skala meso terbentuk di Depok dan sekitarnya.

Tiga hujan badai besar yang terjadi

Sering Hujan Angin, Depok Jadi Pusat Pembentukan Badai?
Papan RS Hermina yang roboh karena badai 21 September

Walau dengan penjelasan tadi, hujan badai yang terjadi di tiga hari itu erat kaitannya dengan pengaruh lokal yang berhubungan dengan tiga mekanisme badai yang berbeda.

Pada 21 September, hujan badai terbentuk dari satu sel badai terisolasi yang mulai tumbuh karena angin dari selatan yang mengalami pembelokan menuju area tersebut.

Sementara itu, badai di tanggal 24 terjadi karena pengaruh pergerakan garis konveski yang membentang di pesisir selatan Jawa Barat.

Lalu tanggal 26, hujan badai terjadi akibat penggabungan tiga sel badai di selatan dan utasa Jawa Barat jadi badai skala meso yang terjadi di atas Depok.

Baca juga: