Hari ini (23/3) merupakan peringatan satu tahun berdirinya Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet. Untuk merayakannya, ribuan pasien Covid-19 dan tenaga kesehatan akan bermain angklung bersama sore ini.
Kegiatan ini digelar sebagai peringatan akan perjuangan semua orang melawan pandemi yang tidak kunjung usai. Akan seperti apa acaranya?
Pasien Covid-19 dan Tenaga Kesehatan Siap Catat Rekor Muri
Permainan angklung oleh para pasien dan tenaga kesehatan ini nyatanya bukan hanya sebagai perayaan setahun Wisma Atlet semata. Kabarnya mereka juga akan mencatat rekor Muri lewat kegiatan tersebut.
“Pukul 17.00 WIB semua akan mengheningkan cipta. Semua akan berhenti di tempat, di seluruh RSD, diiringi permainan angklung yang dimainkan 1.500 pasien dan nakes yang ada di sini, di red zone,” kata Komandan Lapangan Satgas Covid-19 RSD Wisma Atlet, Letkol TNI Laut M. Arifin.
Baca juga:
-
Tim Badminton Tiba di Indonesia, Gak Puas Dengan Permintaan Maaf Dari BWF?
-
Badai Pasir Melanda Beijing, Langit Menjadi Oranye Bagaikan Kiamat!
Dengan begitu, Wisma Atlet akan mencatat rekor permainan angklung dengan melibatkan penyandang positif Covid-19 terbanyak. Mereka akan bersama-sama bermain angklung di halaman terbuka.
Dikutip dari CNN Indonesia, para pasien dan tenaga kesehatan akan dipandu oleh seorang konduktor. Sejumlah lagu nasional, terutama lagu Gugur Bunga akan dibawakan pada pertunjukkan tersebut.
Penghargaan Kepada Relawan Wisma Atlet
Selain mengheningkan cipta dan pencatatan rekor Muri bermain angklung, acara ini juga akan memberikan penghargaan kepada 53 orang relawan Wisma Atlet yang tidak pernah pulang dari RSD tersebut sejak Maret 2020.
Gelaran acara ini juga sekaligus menjadi pengingat akan perjuangan semua pihak dalam melawan pandemi Covid-19. Mereka juga ingin menghidupkan kembali seni budaya yang sudah lama redup sejak pandemi melanda.
“Ada penancapan lilin-lilin berbentuk ‘Satu tahun kita masih bersama melawan pandemi’,” kata Arifin.
_
Meski menggelar acara di zona merah, namun Satgas Covid-19 akan terus memastikan gelaran tersebut tetap berjalan aman.
Penasaran dengan cerita di balik karya Isha Hening, baca di sini.