Tudingan plagiarisme bersirkulasi di jagat maya

Serial Netflix “Squid Game” nampaknya bukan cuma jadi sorotan karena menuai respon positif. Tayangan tersebut dituding meniru sebuah film Jepang yang berjudul “As The Gods Will.”

Dugaan ini bersirkulasi di jagat maya. Mereka yang sudah menonton kedua tayangan tersebut membandingkan kesaamaan antara dua tayangan tersebut.

Baca juga: Money Heist Interview: Musim Terakhir Akan Terasa Seperti Perang? Mungkinkah Berlanjut Setelah Season 5?

Kesamaan “Squid Game” dengan “As The Gods Will”

Keduanya memang mengusung tema yang mirip; permainan anak-anak dengan risiko kematian.

Bukan cuma itu, tak sedikit pula penonton yang membandingkan kesamaan pengambilan gambar antara kedua film tersebut; seperti adegan close-up kepala boneka, hingga adegan hitung mundur yang ada di episode pertama Squid Game.

Lo setuju nggak kalo serial ini dituduh jiplak? Tell us what you think in the comments below!

Baca juga: Netflix Salurkan Dana Rp7,1 Miliar Buat Pekerja Film dan Televisi Indonesia

Tanggapan kreator “Squid Game”

Menanggapi kabar ini, Hwang Dong-hyuk selaku kreator “Squid Game” pun angkat suara.

Ia tak membantah adanya kemiripan antara kedua film tersebut. Namun ia menolak jika serial yang ia buat disebut menjiplak film rilisan tahun 2014 itu.

Memang ada kesamaan (pada permainan pertama), namun setelah itu, tidak ada kesamaan lagi,” ujarnya dikutip dari harian Korea Selatan, The Korea Herald.

Aku mulai menggarap proyek ini pada tahun 2008 dan 2009, dan ketika itu, permainan pertama sudah dipastikan ‘Red Light Green Light.’

“Squid Game” adalah serial yang berkisah tentang persaingan 456 orang yang harus mempertaruhkan nyawa untuk memainkan permainan anak-anak dengan hadiah utama sebesar 45,6 miliar won.

Menurut sang sutradara, serial ini adalah analogi kondisi masyarakat kontemporer dan persaingan kapitalisme yang tak kunjung berakhir.

Lewat tayangan ini, Hwang Dong Hyuk bertujuan untuk menampilkan ironi yang terjadi di khalayak umum; tentang bagaimana niat baik kapitalisme untuk mensejahterakan hidup malah menciptakan persaingan brutal yang berujung petaka.