Dipicu kondisi ekonomi Sri Lanka yang memburuk
Ekonomi Sri Lanka kini sedang begitu buruk.
Saking buruknya, negara tersebut bahkan dilanda kebangkrutan.
Kini negara tersebut pun melakukan shutdown alias penutupan sejumlah layanan pemerintah hingga sekolah selama dua minggu.
Baca juga: Pelecehan Seksual Terjadi di Kereta, KAI Blacklist Pelaku Seumur Hidup
Krisis di Sri Lanka
Krisis ekonomi tersebut terjadi setelah negara kehabisan devisa untuk membiayai impor sejumlah komoditas, termasuk makanan, bahan bakar dan obat-obatan.
Siuasi finansial negara tersebut kian memburuk karena adanya pandemi covid-19.
Pemerintah negara tersebut bahkan meminta pegawai negeri sipil (PNS) untuk bekerja dari rumah atau work from home agar mengirit stok bahan bakar minyak.
Sementara itu, ratusan ribu pengendara harus mengantre sepanjang bermil-mil di seluruh negeri untuk bensin dan solar.
Baca juga: Kenalan dengan Nasida Ria, Grup Musik yang Bikin Jerman Joget dengan Musik Qasidah
Inflasi hingga hutang
Perlu diketahui, negara tersebut juga tengah menghadapi rekor inflasi tinggi dan pemadaman listrik yang berkepanjangan.
Sri Lanka diketahui gagal membayar utang luar negerinya sebesar USD51 miliar.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan empat dari lima orang di negara itu mulai tidak bisa makan karena mereka tidak mampu membayar harga makanan yang tinggi.
Your thoughts? Let us know in the comments below!