Studi Dari Badan Uni Eropa Untuk Hak Fundamental (FRA)

Laporan dari Badan Uni Eropa Untuk Hak Fundamental (FRA) pada Rabu (29/11/2023) mengungkapkan bahwa kebanyakan ujaran kebencian di media sosial menargetkan perempuan. Ujaran kebencian tersebut termasuk bahasa kasar, pelecehan, dan hasutan untuk melakukan kekerasan seksual. 

Kesimpulan ini diambil berdasarkan studi di empat negara anggota Uni Eropa, yakni Bulgaria, Jerman, Italia, dan Swedia pada Januari sampai Juni 2022. 

Ada beberapa media sosial yang diteliti dalam studi itu, yakni YouTube, Telegram, Reddit, dan X (Twitter). Instagram dan Facebook tidak diikutsertakan dalam studi ini karena pihak FRA tidak mendapatkan akses datanya. 

 “Besarnya kebencian yang kami identifikasi di media sosial jelas menunjukkan bahwa Uni Eropa, negara-negara anggotanya, dan platform online perlu meningkatkan upaya mereka dalam membentuk ruang digital yang lebih aman bagi semua orang, dalam menghormati hak asasi manusia termasuk kebebasan berekspresi. Menyerang orang secara online hanya karena gender, warna kulit, ataupun agama mereka sangat tidak bisa diterima,” ujar Direktur FRA Michael O’Flaherty dalam siaran pers pada Rabu (29/11/2023).

Hasil Analisis FRA

  • Penyebaran kebencian secara online: Dari 1.500 unggahan yang telah diseleksi oleh alat moderasi konten, lebih dari setengah (53%) masih dianggap mengandung kebencian.
  • Misoginis: Perempuan jadi target utama ujaran kebencian berdasarkan riset yang dilakukan. Kebanyakan ujaran kebencian yang menyasar perempuan berupa perkataan kasar, pelecehan, dan hasutan untuk melakukan kekerasan seksual.
  • Stereotip Negatif: Orang keturunan Afrika, Roma, dan Yahudi seringkali menjadi target stereotip negatif. 
  • Pelecehan: Hampir setengah (47%) dari seluruh unggahan ujaran kebencian merupakan pelecehan langsung. 

Back To School GIF by LA vs. Hate

(via Giphy)

Gimana Dampak Ujaran Kebencian Online Ke Perempuan?

  • Merasa rendah diri
  • Merasa tidak percaya diri
  • Menimbulkan stres
  • Menyebabkan kecemasan dan serangan panik
  • Sulit tidur
  • Nggak bisa konsentrasi dalam waktu lama

“Bahaya khusus dari pelecehan online adalah bagaimana hal itu bisa dengan cepat berkembang, satu cuitan kasar dapat menjadi rentetan kebencian yang ditargetkan hanya dalam beberapa menit,” kata ex-Researcher on Technology and Human Rights Amnesty International, Azmina Dhrodia. 

Apa yang Bisa Dilakukan Untuk Mengatasi Masalah Ini?

  • Membangun ruang digital yang lebih aman bagi semua orang.
  • Memberikan lebih banyak panduan terkait apa yang termasuk sebagai ujaran kebencian. 
  • Memahami segala bentuk ujaran kebencian. 
  • Melakukan uji coba teknologi terkait bias. 
  • Memastikan bahwa penilaian risiko penyebaran ujaran kebencian dilakukan berdasarkan riset. 

Back To School GIF by LA vs. Hate

(via Giphy)

TL;DR

Laporan dari Badan Uni Eropa Untuk Hak Fundamental (FRA) mengungkapkan bahwa kebanyakan ujaran kebencian di media sosial menargetkan perempuan. Bentuk ujaran kebencian tersebut termasuk bahasa kasar, pelecehan, dan hasutan untuk melakukan kekerasan seksual. 

What are your thoughts? Let us know!

(Photo courtesy by Shutterstock)