Festival tahunan yang berfokus pada seni jalanan, Tangi Street Art Festival, akan kembali diselenggarakan pada Mei 2025 ini di sejumlah ruas jalan di Desa Guwang, Sukawati, Gianyar, Bali.

Tangi Street Art Festival balik lagi di 2025, sejumlah jalanan di Bali bakal jadi kanvas terbuka

Festival tahunan seni jalanan yang memasuki edisi ketiga ini akan diselenggarakan selama tujuh hari berturut-turut pada 11 hingga 17 Mei 2025.

Sejumlah ruang publik umum di Desa Guwang akan disulap menjadi kanvas terbuka oleh sejumlah seniman dari berbagai daerah di Indonesia hingga mancanegara yang akan berpartisipasi dalam Tangi Street Art Festival 2025.

Festival yang awalnya digerakkan oleh akar rumput

Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Kolaborasi Dunia Tangi, festival yang awalnya digerakkan oleh akar rumput ini, kini telah berkembang menjadi salah satu acara seni publik paling menarik di Indonesia.

Bukan sekadar mural, Tangi sebenarnya turut berperan sebagai komunitas bagi para pelaku seni dalam ekosistem mereka.

Oleh karena itu Tangi Street Art Festival memiliki misi untuk menumbuhkan interaksi antara masyarakat, budaya, dan lintas generasi melalui karya seni yang hidup dan terus berkembang di tengah masyarakat.

Ajaran Hindu ‘Tri Hita Karana’ dipilih sebagai tema mural

Tema menggambar mural yang dipilih oleh Tangi Street Art Festival tahun ini terinspirasi dari filosofi Bali, “Tri Hita Karana” atau berpikir, berkata dan berbuat baik. Ajaran ini berpusat pada keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan.

“Tri Hita Karana” sendiri merupakan sebuah konsep spiritual, kearifan lokal, sekaligus filsafah hidup dari masyarakat Hindu Bali yang bertujuan membentuk keselarasan hidup manusia.

Konsep yang tertanam dan tumbuh dalam kehidupan warga lokal Bali tersebut akan menjadi inspirasi utama bagi karya-karya para seniman yang diundang.

Mereka akan mengeksplorasi tema harmoni, koeksistensi, dan koneksi melalui karya mereka di Tangi Street Art Festival 2025.

Jajaran seniman ternama yang ikut ramaikan acara ini

Jajaran seniman dalam perhelatan Tangi Street Art Festival pada 2025 ini akan menampilkan sembilan seniman ternama dari Indonesia hingga luar negeri.

Nama-nama seniman ternama seperti: seniman mural asal Bali, Slinat, Awshit, dan Ayu Muniarti akan memamerkan gaya mereka yang terus berkembang, bersama dengan nama-nama terkenal seperti Stereoflow dari Jakarta dan Sicovecas dari Yogyakarta.

Mendapat dukungan dari Istituto Italiano di Cultura dan Erasmus Huis, sederet seniman internasional seperti Luogo Comune dari Italia, Joren Joshua dari Belanda, dan Joan Aguiló dari Spanyol turut berpartisipasi.

Partisipasi mereka menyoroti jangkauan global Tangi yang semakin luas, sambil mempertahankan hubungan yang mendalam dengan budaya lokal.

“Kami percaya seni jalanan adalah milik semua orang, termasuk anak-anak. Dengan (adanya) program ini, kami menanam benih untuk seniman, pemimpi, dan pendongeng masa depan. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk memberdayakan generasi berikutnya dengan alat ekspresi dan koneksi,” kata visual artist asal Bali, Zolalongor dalam pernyataan resmi yang juga merupakan salah satu pendiri Tangi Street Art Festival.

Rangkaian acara di Tangi Street Art Festival 2025

Rangkaian acara Tangi Street Art Festival 2025 selama seminggu dimulai pada tanggal 11 Mei 2025 dengan acara pembukaan di Tegal Temu Space, di mana festival akan meluncurkan peta mural resmi, memperkenalkan para seniman yang berpartisipasi, dan mengadakan serangkaian pertukaran kreatif yang santai antara seniman dan komunitas.

Sementara dari tanggal 12 hingga 15 Mei 2025, proses menggambar akan mulai dilakukan di seluruh Sukawati, sementara lokakarya di Kulidan Space akan memenuhi udara dengan energi, warna, dan tawa.

Menjelang akhir festival, puncaknya akan jatuh pada 17 Mei dengan Closing Night Celebration, yang dimeriahkan dengan pemutaran film, musik live, dan graffiti jam.


Let uss know your thoughts!