Dr. Mangala Narshiman adalah orang yang menemukan cara tersebut.
Jumat beberapa minggu yang lalu, dirinya menerima sebuah panggilan dari intensive care unit di Long Island Jewish Hospital karena ada seorang pasien berusian 40 tahun positif COVID-19 dan dalam keadaan yang cukup gawat.
Sebelum datang ke rumah sakit, dirinya meminta para perawat dan dokter di ICU untuk membalikan posisi tidur pasien dari telentang menjadi tengkurap (prone position), ternyata metode tersebut berhasil menyelamatkan pasien itu dari alat bantu hidup yang sempat direncanakan untuk dipasang.
Dr. Narshiman pun tidak jadi berangkat ke ICU.
Bagaimana tidur tengkurap bisa menyelamatkan pasien COVID-19?
Para dokter mendapatkan sebuah temuan kalau pasien COVID-19 yang sedang sakit parah dan sesak, saat diposisikan dengan perut menghadap ke bawah atau tengkurap dapat meningkatkan jumlah oksigen yang masuk ke dalam paru-paru.
Pasien yang positif virus corona/COVID-19 sering kali meninggal karena permasalahan yang terjadi pada sistem pernafasan, sama halnya dengan pasien flu atau pneumonia.
Tujuh tahun lalu, seorang dokter di Prancis merilis sebuah artikel di New England Journal of Medicine yang menjukan pasien dengan ARDS dan sedang menggunakan alat bantu nafas (ventilator), memiliki resiko meninggal yang lebih kecil saat dibaringkan dengan posisi tengkurap.
Pasien di rumah sakit Long Island Jewish, saat dibaringkan dalam posisi tengkurap mengalami peningkatan saturasi oksigen (oksigen dalam darah), dari 85 persen menjadi 98 persen. ‘Dengan menempatkan mereka dalam posisi tersebut, kita membuka bagian dari paru-paru yang sebelumnya tertutup.’, begitu Dr. Kathryn Hibbert.
Pro dan kontra soal posisi telentang dan tengkurap
Pasien yang sudah menggunakan ventilator akan membutuhkan obat penenang yang lebih banyak agar mereka bisa merasa nyaman dalam posisi tersebut, dan bisa jadi hal tersebut membuat pasien lebih lama bertahan di ICU.
Di Mass General, sekitar sepertiga pasien ber-ventilator hanya dibaringkan pada posisi tengkurap saat mereka dalam kondisi yang buruk. Beberapa rumah sakit juga menganjurkan para pasien yang tidak di rawat di ICU untuk bisa tidur tengkurap, sayangnya posisi tersebut mungkin kurang nyaman bagi pasien yang tidak diberikan penenang dan harus ada dalam posisi tersebut selama 16 jam.
Para perawat di Mass General menyarankan pasien setidaknya meminta pasien yang dirawat di luar ICU untuk bertahan dalam posisi tersebut selama empat jam dan dilakukan dalam dua sesi. ‘Sebagian dari mereka sudah mencoba. Berapa lama mereka betah dalam posisi tersebut tergantung dari setiap individu, apakah nyaman atau tidak tidur dalam posisi tengkurap.’, begitu ungkap Dr. Kathryn Hibbert.
—
Sepertinya orang yang pada dasarnya mudah tidur, alias pelor (nempel molor) tidak akan kesulitan yah dalam posisi tidur tengkurap.
Lo sendiri lebih nyaman tidur telentang, tengkurap atau hadap samping?