Tren positif penanganan kasus Covid-19 dalam kurun dua pekan menunjukan perbaikan signifikan.

Hal tersebut nampak jelas dari penuruan kasus aktif yang kemudian berdampak pada penuruan tingkat okupansi tempat tidur RS Covid-19 di Jakarta.

Tren positif, okupansi menurun sampai 10 persen dibanding dua pekan lalu

Widyastuti selaku Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta menuturkan okupansi tempat tidur isolasi dan ICU di rs rujukan turun hinga 10% dan 11% dibanding 2 pekan lalu.

Saat ini okupansi di kamar isolasi dan ICU juga ada di bawah 50%,

Penurunan kasus aktif berdampak signifikan pada turunnya keterpakaian tempat tidur isolasi dan ICU. Berdasarkan data Dinkes DKI Jakarta, jumlah kapasitas tempat tidur isolasi per 21 Maret 2021 adalah sebesar 7.863, dan terpakai 4.258 atau 54% dari jumlah yang ada,” tutur Widyastuti seperti melansir Kumparan, Senin (5 April).

image via Kumparan – Foto ; Dok Ciputra

Sementara untuk ICU terpakai 674 dari total kapasitas sebanyak 1.142 atau 59%.

Bedasarkan laporan pada 5 April, Widyastuti mengaktakan tempat tidur isolasi RS Covid-19 Jakarta sebanyak 7.513 unit hanya terisi 3.311 pasien atau 44% dari jumlah kapasitas.

Itu berarti dalam dua pekan terakhir, okupansi tempat tidur isolasi menurun hingga 10%.

Terkait keterisian ICU, per 5 April, Widyastuti menyampaikan keterisian 548 pasien dari total 1.136 unit atau 48% dari kapasitas. Sehingga dalam 2 pekan, okupansi ICU turun sampai 11%.

Adapun penurunan signifkan itu membuat kedua fasilitas tempat tidur dapat dimanfaatkan untuk perawatan pasien-pasien non Covid-19.

@dr.nikolatief

#duet with @isahahelah maaf gw cengeng bgt 😢

♬ Heal The World – DEEP

Kedua fasilitas yang sebelumnya disiapkan, dapat dialihkan untuk perawatan pasien non- Covid,” imbuhnya.

Meski mengalami penurunan, Pemprov DKI sendiri tetap memperpanjang PPKM Mikro sampai 19 April 2021.

Semoga tren positif ini tidak hanya sementara melainkan terus berlanjut!