Menkes pamer prestasi vaksinasi RI

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi di Indonesia, khususnya Jakarta dan Bali. Bahkan, ia menyebut kalau vaksinasi di dua provinsi itu setara dengan negara maju.

Paling tidak sudah 20 persen dari total target vaksinasi RI sudah tercapai hingga hari ini. Hal tersebut ia jelaskan lewat konferensi pers virtual saat tiga juta dosis vaksin Covid-19 Moderna tiba di Soekarno-Hatta, Minggu lalu.

Ia menyebutkan total vaksinasi yang RI lakukan sudah mencapai 50 juta suntikan. Pemerintah juga yakin angka ini masih akan terus bertambah.

Vaksinasi di Jakarta dan Bali ‘comparable‘ dengan kota-kota dunia

Vaksinasi di Jakarta dan Bali Setara Negara Maju? Begini Kata Menkes!
via Tenor

Melansir CNN, BGS juga menyebutkan Bali telah menyuntikkan vaksin kepada lebih dari 70 persen warganya. Sementara itu, vaksinasi di Jakarta berhasil mencapai lebih dari 50 persen warganya.

Saya melihat ini prestasi comparable dengan banyak negara-negara bagian, provinsi-provinsi, dan kota-kota di negara maju di seluruh dunia,” ujarnya saat menyambut kedatangan vaksin tahap 20.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu juga mengatakan pemerintah akan mengebut suntikan 181,5 juta orang warga hingga akhir 2021. Selain itu, ia berharap dengan adanya vaksin Moderna bisa mempercepat target suntikan pertama ini.

Optimisme mengakhiri pandemi

Vaksinasi di Jakarta dan Bali Setara Negara Maju? Begini Kata Menkes!
via Tenor

Dengan lancarnya pelaksanaan vaksinasi, kita berharap sulitnya masa pandemi ini segera reda dan berakhir. Lancarnya pasokan vaksin ke tanah air juga mendatangkan optimisme untuk mencapai hal tersebut.

BGS menjelaskan, penyelesaian pandemi ini butuh bantuan level global. Maka dari itu, ia berterima kasih kepada Amerika Serikat atas kiriman tahap pertama Moderna sebanyak 3 juta dari 4,5 juta dosis secara bertahap.

Rencananya selain kami gunakan untuk suntikan pertama dan kedua bagi rakyat Indonesia, khusus akan kami gunakan untuk booster. Suntikan ketiga bagi para nakes Indonesia karena mereka mengalami tekanan luar biasa, terutama di gelombang kedua.” ujarnya.

Baca juga: