WNI dari India lolos karantina usai ‘menyogok’ petugas bandara Soekarno-Hatta. Pria berinisial JD tersebut diduga mendapat bantuan dari dua orang yaitu S dan RW yang mengaku sebagai pegawai Bandara Soetta.

Kalau pengakuan kepada JD, dia (S) adalah pegawai bandara, ngakunya doang. Dia sama anaknya. S itu sama RW. Pelaku RW itu anaknya S,” tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus melansir Detik, Selasa (27 April).

WNI dari India lolos karantina padahal seharusnya wajib menjalankan karantina

JD, WNI dari India masuk ke Indonesia pada Minggu (25 April) sekitar pukul 18.45. JD mengaku membayar sejumlah uang kepada S agar di bantu ‘lolos’ dari karantina.

Indonesia sendiri saat ini tengah menjalankan kebijakan ketat terkait kedatang WNI yang memiliki riwayat perjalanan dari India. Aturan tersebut mewajibkan tiap WNI dari India yang kembali dari Indonesia harus menjalani karantina selama 14 hari.

WNI Dari India Lolos Karantina Usai "Menyogok" Petugas Bandara Sebesar 6,5 Juta!
via Tenor

“Ini yang kemudian dilakukan upaya oleh pelaku-pelaku ini baik sebagai pengurus atau penumpang untuk menghindari terjadinya karantina selama 14 hari. Dia (JD) membayar IDR 6,5 juta kepada S. Modus tersebut sementara kita lakukan penyelidikan,” tutur Yusri.

Terkait kejadian ini, polisi masih terus menyelidiki status S dan RW yang mengaku sebagai pegawai Soetta. Penyidik bahkan menggali indikasi keterlibatan pengurus Bandara Soetta dalam praktik ilegal yang terjadi.

Intinya mereka meloloskan orang tanpa melalui karantina. Apakah ada pelaku lain? Ini masih kita dalami. Soalnya sudah ramai orang-orang nakal in, orang dari luar negeri tanpa karantina bisa bayar terus masuk. Makanya saya bilang ini mafia,” lanjut Yusri.

Begini respon Kemenkes

Kementrian Kesehatan (Kemenkes) menyayangkan kejadian lolosnya WNI dari untuk karantina. Selain itu tindakan tersebut dapat menimbulkan imported case Covid-19 menyebar tanpa terdeteksi.

Kami sangat menyayangkan kelakuan oknum yang mengeluarkan WNI dari bandari tidak di karantina demi uang. Perbuatan mereka ini bisa mengakibatkan kasus impor tanpa terdeteksi,” jelas Benget Saragih selaku Kasubdit Karantina Kesehatan Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan seperti dilansir dari Kompas, Selasa (27 April).

via Kompas.com

Selain itu, Benget mengatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan TNI-Polri di Bandara Soetta untuk memperkuat pengawasan kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri sampai ke hotel untuk karantina.

Kami memastikan setiap WNI/WNA dikarantina di fasilitas karantina (Wisma Pademangan, hotel karantina),” tuturnya.

Ia juga meminta agar aparat dapat meindak oknum yang melakukan ‘kecurangan’ tersebut!

Duit dia yang terima, yang menderita orang banyak!