Setiap generasi tentunya punya perspektif baru. Tak jarang, perspektif baru tersebut memicu perubahan di berbagai bidang. Mengingat Gen Z kini sudah memasuki dunia profesional, perubahan di bidang pekerjaan pun jadi hal yang tak bisa dihindari, meski seringkali memicu benturan dengan cara pandang generasi sebelumnya.

Pertanyaannya, apakah perbedaan ini adalah masalah, ataukah sebenarnya membawa pembaruan bagi dunia kerja?

“Work-Life Balance” yang Udah jadi ‘Culture’

Salah satu perubahan utama Gen Z bawa ke dunia profesional adalah preferensi mereka terhadap work-life balance. Generasi sebelumnya, terutama Baby Boomers dan Gen X, cenderung memandang kerja keras, jam kerja panjang, dan dedikasi total sebagai tanda komitmen. Namun, bagi Gen Z, nilai-nilai ini dianggap ‘kolot’. Mereka lebih mementingkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Menurut studi dari Deloitte tahun 2023, sebanyak 70% karyawan Gen Z menyebutkan bahwa fleksibilitas kerja menjadi salah satu faktor terpenting dalam memilih tempat kerja. Mereka menginginkan kebebasan untuk bekerja dari mana saja dan menolak gagasan bekerja hanya demi memenuhi jam kantor. Pandangan ini sering kali dianggap tidak berkomitmen oleh generasi yang lebih tua, padahal sebenarnya Gen Z cenderung lebih produktif ketika diberi fleksibilitas yang sesuai dengan gaya hidup mereka.

YARN | for work-life balance. | Designated Survivor (2016) - S01E15 One Hundred Days | Video gifs by quotes | 5c008db5 | 紗

Berorientasi pada Dampak Sosial

Generasi Z juga dikenal lebih peduli terhadap isu-isu sosial. Mereka menginginkan pekerjaan yang tidak hanya menghasilkan uang, tetapi juga memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Menurut laporan dari The Workforce Institute pada 2023, 64% Gen Z menyatakan mereka lebih memilih bekerja di perusahaan yang memiliki misi sosial yang jelas dan kuat.

Bagi generasi yang lebih lain, preferensi ini mungkin terlihat naif atau bahkan tidak realistis. Mereka terbiasa melihat pekerjaan sebagai sarana untuk mendapatkan penghasilan dan stabilitas finansial. Namun, bagi Gen Z, pekerjaan tidak hanya tentang uang, tetapi juga tentang bagaimana mereka bisa memberikan kontribusi pada perubahan sosial yang lebih besar. Hal ini sering membuat generasi sebelumnya merasa bahwa Gen Z terlalu idealis dan tidak realistis. 

Digital Native

Dari kecil, Gen Z udah tumbuh melalui teknologi dan internet. Mereka sangat cepat beradaptasi dengan perubahan teknologi dan sering kali menjadi yang pertama mengadopsi alat atau platform baru

Dalam konteks pekerjaan, ini bisa menjadi keuntungan besar bagi perusahaan, karena Gen Z mampu mendorong inovasi dan modernisasi. Namun, generasi yang lebih tua sering kali merasa tersaingi atau kesulitan beradaptasi dengan kecepatan ini. Sebagian dari mereka mungkin menganggap Gen Z tidak sabar atau tidak menghargai cara kerja tradisional, padahal kenyataannya mereka hanya terbiasa dengan kecepatan dan efisiensi teknologi.

New Ceo GIFs - Find & Share on GIPHY

Baru Fresh Graduate, Udah mau jadi ‘CEO’

Salah satu stereotip yang sering dilemparkan kepada Gen Z adalah kecenderungan mereka untuk menginginkan kenaikan jabatan dengan cepat. Hal ini tidak jarang dipandang negatif oleh atasan yang berasal dari generasi sebelumnya, yang terbiasa dengan hierarki kerja dan promosi berdasarkan waktu serta pengalaman.

Bagi Gen Z, kecepatan karier seringkali berkaitan dengan kontribusi yang mereka rasakan layak mendapat pengakuan, bukan sekadar lamanya waktu yang dihabiskan di perusahaan. Penelitian dari LinkedIn menyebutkan bahwa 61% Gen Z merasa siap dipromosikan dalam dua tahun pertama bekerja, dibandingkan dengan hanya 43% dari generasi sebelumnya . Mereka lebih menghargai hasil konkret dan inovasi, dibandingkan dengan lamanya waktu bekerja di perusahaan yang sama.

Tantangan atau Kesempatan?

Pada akhirnya, perbedaan cara pandang Gen Z di tempat kerja bukanlah masalah, melainkan tantangan yang harus dihadapi dengan pemahaman yang lebih luas. Dunia kerja yang terus berubah ini memerlukan adaptasi dari semua generasi, baik yang lebih muda maupun yang lebih tua. Alih-alih melihat perbedaan ini sebagai masalah, mungkin sudah waktunya bagi kita untuk melihat bagaimana nilai-nilai dan cara pandang baru bisa membawa inovasi dan pembaharuan di dunia kerja.

Sebagaimana kata pepatah, “perubahan adalah satu-satunya yang konstan.” Dan mungkin, cara pandang Gen Z terhadap pekerjaan adalah bagian dari perubahan yang kita semua butuhkan.


Want to be featured? Sent us your writing here!

  • Pelajaran Hidup yang Gue Dapetin Selama Lebih dari 1 Dekade Berlari

  • Gimana Etika Bawa Anak Ketika Nonton Bioskop?

  • Ada Apa dengan Kebiasaan Pemotor Lawan Arah di Indonesia?