Kebakaran hutan masih membara tak terkendali di Australia, tepatnya di New South Wales dan Queensland, sejak September 2019.
Kebakaran hutan ini menyebabkan populasi Koala menurun drastis. Dilansir dari Daily Mail Australia, sampai dengan 21 November lalu, 50 kebakaran terjadi di New South Wales dan terlah diperkirakaan 70 kebakaran di seluruh Queensland.
Kebakar ini memang sering terjadi di bulan-bulan kering di Australia, dimana tingkat kebakaran vegetasi yang terjadi ditahun tersebut lebih hebat dari sebelum-sebelumnya.
Salah satu satwa liar seperti Koala menjadi terancam dan banyak yang tidak selamat dari bencana tersebut. Menurut Deborah Tabart, ketua Australian Koala Foundation, mengatakan setidaknua 350 koala tewas di Port Macquarie saja.
Selain itu, Crows Nest dan lake Toowoomba juga mengalami kebakaran yang sama, diduga banyak koala juga mati disana.
Dilansir dari Hai-Online, setidaknya 1.000 koala diperkirakan tewas akibat kebakaran hutan baru-baru ini. Banyaknya koala yang meninggal, sekarang koala dinyatakan functionally extinct atau punah secara fungsional.
Dimana punah secara fungsional terjadi karena populasi spesies menurun ke titik tertentu dimana tidak bisa memainkan peran penting dalam ekosistem yang lebih besar.
Bahkan jika Koala selamat dari kebakaran hutan tersebut, jumlahnya yang terbatas membuat peluang keberlanjutan jangka panjang menjadi sangat tidak mungkin.
Tabart pun mendesak Perdana Menteri Australia untuk memberlakukan UU Perlindungan Koala 2016, yang sampai saat ini belum disahkan.
Undang-undang baru ini akan mendorong upaya untuk melindungi habitat dan pohon yang penting bagi koala, dan juga melindungi mereka dari perburuan.
Image Source: [CNN]