Apa yang Harus Dirayakan dari Hari Guru?

Hari Guru Nasional jatuh setiap tanggal 25 November. Hari ini selalu diperingati setiap tahun tapi nggak pernah dengan gamblang dirayakan.

Sebelum sampe ke tahap merayakan, perlu diinget juga kalo setiap orang dalam momen hidupnya pasti pernah jadi seorang murid. Mau itu bentuk pendidikan formal atau informal, ada sosok guru yang berperan di sana. 

Sudah selayaknya seorang murid mengapresiasi dan bilang terima kasih buat para guru hebat yang sudah mengabdikan hidupnya buat penerus bangsa.

 

Jadi Guru di Indonesia

Semua orang pasti tahu bahwa menjadi guru itu adalah sebuah profesi yang mulia. Sayangnya, kata ‘profesi’ di sini sepertinya sudah mulai dilupakan..

Dibanding nganggap ini sebagai sebuah profesi dan pilihan karir yang menjanjikan, kebanyakan berpikir kalo jadi seorang guru adalah panggilan jiwa dan pengabdian.

Menurut Kampus Guru Cikal (KGC) hal ini didukung sama beberapa fakta yang memang nggak mendukung profesinya buat jadi pilihan karir ideal. 

  • Nggak Sejahtera

Penghasilan profesi guru bukanlah sebuah rahasia, apalagi kalo menyangkut honorer. Nggak perlu lihat data survey atau riset, kamu cukup lihat sekitarmu buat tahu kondisinya. Banyak yang bahkan harus punya beberapa kerjaan cuma buat nyambung hidup.

  • Nggak Pede Nyampein Materi

Jadi seorang guru punya tanggung jawab dan beban moral yang tinggi. Hal ini jadi salah satu alasan kenapa memilih profesi ini butuh tekad yang kuat.

  • Nggak DIdukung sama Keluarga

Berkebalikan sama orang tua generasi sebelumnya yang nyuruh anak-anaknya buat jadi guru, orang tua zaman sekarang paham kalau banyak pilihan karir di luar sana yang keliatan lebih menjanjikan.

 

Minat Generasi Muda 

Menurut data dari KGC, kebanyakan guru muda di rentang usia 24-35 itu “nggak sengaja” ada di jalur karir ini. Dari sini, keliatan kalo profesi ini bukan top of mind anak muda.

Padahal, berdasarkan data Kemendikbud, di tahun 2022 diproyeksikan sebanyak 39.064 orang guru pensiun. Angka ini bakal meningkat  19,97% jadi 46.867 di 2023. Di tahun 2024, lonjakan terjadi sampe 38,21% jadi 64.773.

Hal ini dianggap nggak sebanding sama regenerasi yang ada.

Sadness Meme GIFs | Tenor

Kondisi Profesi Dosen Nggak Jauh Lebih Baik

Jadi seorang dosen pun ternyata kondisinya nggak jauh lebih baik. Dilansir dari The Conversation Indonesia,  ada beberapa potret realitas soal dosen yang jarang diketahui publik.

  • Nggak Ada Standarisasi Gaji

Salah satu yang jelas standarnya itu cuma dosen PNS yang ngajar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Buat Perguruan Tinggi Swasta (PTS) kondisinya nggak demikian

Berdasarkan PP Nomor 15 Tahun 2019, seorang dosen PNS lulusan S2 yang baru meniti karir (golongan IIIb) mendapat gaji pokok sebesar Rp 2.688.500. Mereka yang masih berstatus CPNS bahkan hanya bisa membawa pulang 80% gaji pokok tersebut.

  • Nggak Ramah buat Orang Nggak Ber-Privilege

Katanya, dari banyak cerita para dosen, mereka baru bisa stabil di tahun ketiga Side job sudah jadi bagian dari kehidupan seorang dosen, itu pun kalo pengin bertahan.

  • Kehidupan Dosen Dianggap Sudah Makmur

Terakhir, publik selalu ngira kalo jadi dosen itu sudah pasti sejahtera. Jadinya, isu ini nggak pernah digaungkan secara besar karena asumsi publik nggak sesuai sama apa yang para dosen perjuangkan.

 

Let us know your thoughts!