Harga kedelai impor naik, tahu tempe kena imbasnya
Saat ini, Indonesia sedang berhadapan dengan kenaikan harga kedelai impor yang membuat harga tahu dan tempe pun merangkak naik.
Kedelai, sebagai komoditas utama pangan terutama dua jenis makanan favorit orang Indonesia itu kini tembus hingga Rp11.240 per kilogram.
Melansir Sindo, jutaan tahu dan tempe dikonsumsi orang Indonesia setiap tahunnya. Bahkan Gabungan Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia (Gakoptindo ) pun memproyeksikan tahun 2022 ini produksinya bisa mencapai 3 juta ton.
Namun karena kenaikan harga yang tajam ini, kemungkinan prediksi itu akan meleset.
Produsen: Ini juga kami terpaksa
Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin mengatakan mulai minggu depan (Senin, 21 Februari 2022) harga tahu dan tempe di pasar akan naik.
Itu pun, katanya, baru di pulau Jawa saja, khususnya Jakarta. Daerah luar Jawa, bisa lebih dari itu.
Tahu dan tempe 300 gram yang tadinya hanya Rp5.000, bisa naik mengaji Rp6.000, melansir Kompas.
“Naiknya enggak seberapa, hanya Rp1.000, ini juga kami terpaksa. Sangat-sangat terpaksa menaikkan harga karena harga dari bahan baku saja sudah naik. Dari penghasilan kami itu untuk bertahan hidup,” Aip mengungkapkan.
Ia juga berharap, masyarakat bisa memaklumi harga yang seribu rupiah lebih mahal dari biasanya ini.
“Tolong sekali, harap dimaklumi. Karena kami juga tidak mau sebenarnya, tapi terpaksa,” pungkas Aip.
Saatnya Indonesia meningkatkan produksi kedelai lokal
Dalam situasi ini, sudah saatnya pemerintah tak tinggal diam, apalagi menganggap ini fenomena langganan.
Imbas harga yang terus naik ini membuat produksi tahu dan tempe nasional terganggu, dan tentunya UMKM perajin dua makanan itu makin terjepit.
Menurut laporan Sindo, ini adalah saatnya pemerintah membuat terobosan dengan membatasi ketergantungan impor dan mendorong produksi kedelai lokal.
Jadi, ini saatnya juga Indonesia mengadopsi keunggulan kualitas kedelai-kedelai impor seperti dari Brasil maupun Amerika Serikat.
—
Thoughts? Let us know!
Baca juga: