Gelombang kedua sneaker Indonesia, fokus episode kelima The Waves
Dengan movement yang merentang selama lebih dari satu dekade, mustahil untuk menjaga semangat subkultur sneakers Indonesia tanpa regenerasi.
Setelah dimulai lewat forum online dan gelaran Sneaker Pimps, pergerakan sneakerheads Indonesia di dekade 2010-an kian masif.
Baca juga: #LocalPride Lebih dari Sekadar Tagar
Subkultur sneakers Indonesia di era 2010-an
“Gelombang sneakers” kedua di Indonesia tak luput dari efek Kanye West.
Kerja samanya bersama adidas bukan hanya berhasil mencuri sorotan para sneakerheads, namun juga khalayak umum secara luas; menciptakan generasi baru pecinta sol karet.
Berbagai komunitas sneakers yang mulanya aktif secara online mulai memulai gerakan secara tatap muka, event-event sneakers juga kian berjaya, beriringan dengan langkah-langkah besar brand sepatu raksasa yang terus mencuri perhatian dunia.
Perhartian publik pun terpecah, memicu berbagai interest baru yang belom pernah ada sebelumnya; bukan cuma pergerakan komunitas yang mendorong bikin geliat pecinta makin tinggi, hingga aktivitas resell yang publik menyadari potensi komersial dari bidang alas kaki.
Baca juga: “Denim Adalah Salah Satu Penemuan Terpenting di Industri Fashion”
Serial The Waves, eksklusif di Vision+
Gelombang kedua sneakers ini pun jadi episode kelima serial The Waves, menghadirkan sejumlah narasumber yang jadi saksi gelombang ini seperti Jejouw (CMO USS Networks), Andrey Noelfry (Jakarta Sneaker Day) dan Pandu Polo, Dimas Indro dan Kharisma Alamsyah (Pengurus IST).
“Menurut gue ketika lo memutuskan untuk terjun di dunia sneakers, lo harus tau ‘kisah’ dibalik sepatu itu. Lo bahkan mungkin harus belajar gimaana proses sepatu itu bisa sampe ke kaki lo,” ujar Kharisma P. Alamsyah, salah satu pengurus IST.
“Karena ketika lo tau semua itu, lo nggak membeli sepatu sekadar karena hype-nya doang atau untuk flexing doang. Tapi lo beli sepatu karena emang lo suka dan lo tau sepatu yang cocok dengan identity lo itu apa.”
Simak episode lengkapnya di Vision+.